Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jawa Barat meminta jatah pupuk tahun ini dapat bertambah seiring adanya rencana Presiden Joko Widodo yang bakal menambah kuota pupuk subsidi.
Dimana pada Kamis 29 Februari 2024 lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan akan menaikkan kuota pupuk subsidi nasional, yang sebelumnya hanya 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat mengatakan jika rencana tersebut dapat terealisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan khususnya beras di Jawa Barat. Sebab rerata kebutuhan pupuk di Jawa Barat, sekitar 700.000 ton untuk urea dan 730.000 ton pupuk NPK.
"Kemarin (2023) kita mengusulkan kebutuhan, hanya terpenuhi 52% (urea) dan realisasi NPK 29,8% saja. Sekarang mudah-mudahan usulan kita terpenuhi," katanya di Bandung, Senin (11/3/2024).
Menurutnya akan sulit memenuhi target produktivitas bila kebutuhan pupuk tidak maksimal. Terlebih jatah pupuk subsidi ke Jabar pada tahun lalu hanya cukup untuk semester 1.
“Mudah-mudahan bertambahnya kebutuhan nasional, usulan kita terakomodasi," katanya.
Baca Juga
Bila kebutuhan pupuk terpenuhi lanjut Dadan, pola penanaman juga harus diperhatikan agar hasil produksi berjalan maksimal. Apalagi harga pupuk yang mahal, harus disiasati dengan pemberian dosis secara tepat, supaya tidak gagal panen.
"Kita ingin mengarah ke pertanian yang presisi. Peran penyuluh jadi faktor utama. Kenapa butuh? Karena 3,5 juta petani di Jawa Barat hampir 82% pendidikannya kurang. Sementara kita berbicara teknologi. Siapa yang menginspirasi (membantu)? Para penyuluh ini," pungkasnya.