Bisnis.com, BANDUNG--Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin meminta agar Dinas Perhubungan provinsi dan Kota Bandung turun ke lapangan saat kemacetan mendera Kota Bandung di akhir pekan.
Bey mengatakan permintaan ini disampaikan berdasarkan pemantauan pihaknya saat masa libur Natal dan Tahun Baru, dan situasi Bandung di akhir pekan yang mengalami kemacetan di sejumlah titik. Dari pantauannya, personel dishub hampir tidak ada.
"Ada tidak petugas di lapangan pas weekend?" katanya kepada Bisnis, Senin (15/1/2024).
Menurutnya personel dinas perhubungan harusnya hadir di setiap akhir pekan agar urusan kemacetan bisa diurai bersama petugas kepolisian. Ketiadaan personel ini bikin Bey masygul.
“Jangan sampai masyarakat, terutama pengemudi kendaraan tidak melihat adanya petugas di lapangan. Saya minta Dishub provinsi berkoordinasi dengan kabupaten/kota dan kepolisian,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat A Koswara menyatakan ada dua indikator yang menyebabkan kemacetan kerap terjadi di wilayah Bandung Raya.
Baca Juga
Koswara mengatakan, indikator pertama yakni terkait kinerja jalan. Menurutnya, saat ini kinerja jalan di Bandung Raya rata-rata visi rasio mencapai 40%.
"Ini diproyeksikan sampai dengan tahun 2035, apabila tidak dilakukan perubahan-perubahan itu bisa sampai 100 persen visi rasionya. Artinya itu stuck merah semua," katanya.
Menurutnya visi rasio menggambarkan kapasitas daya tampung dari jalan terhadap kendaraan. Ia menyebut, dengan visi rasio 40 persen saja sudah dapat menyebabkan kemacetan bila terjadi sedikit gangguan di jalan.
"Kalau sudah 100% itu artinya sudah penuh semua. Itu sudah macet total," ungkapnya.
Menurut studi Bank Dunia kondisi jalan di Bandung Raya ini sudah beberapa tahun lalu harus dilakukan intervensi perubahan moda transportasi.
"Maka program perencanaan sudah cukup panjang, kalau tidak dilakukan intervensi dari angkutan massal akan sangat susah membangun jalan di Kota Bandung. Maka harus dirubah menjadi angkutan massal," katanya.
Adapun indikator kedua yakni terkait layanan atau sering disebut moda share angkutan umum. Koswara mengatakan, saat ini layanan angkutan umum di Bandung Raya baru mencapai 13%.
"Kalau 13% maka 87% itu angkutan pribadi yang ada di dalam pergerakan Kota Bandung sebanyak 16 juta," imbuhnya.