Bisnis.com, CIREBON - Bank Indonesia Perwakilan Cirebon mencatat realisasi investasi di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) menembus angka Rp10,78 pada 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan, selama 2023 realisasi yang tercapai sebesar 85,2%.
"Target investasi Ciayumajakuning 2023 yang sebesar Rp10,78 triliun ini berkontribusi sebesar 5,74% terhadap target investasi Jawa Barat," kata Hestu di Kota Cirebon, Selasa (2/1/2024).
Investasi di Ciayumajakuning masih didominasi oleh sektor pertambangan sebesar 45,91%. Lainnya merupakan sektor tanaman pangan dan perkebunan; industri mineral non logam: serta perdagangan dan reparasi.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, ada empat perusahaan di Ciayumajakuning yang menguasai investasi di wilayah timur Jawa Barat.
Empat perusahaan tersebut yaitu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan Indramayu, PT Polytama Propindo, PT Taekwang Indonesia, dan PT Sido Agung Agro Prima.
Baca Juga
PT KPI RU VI Balongan berinvestasi sebesar Rp17,18 triliun (2022-2027), PT Polytama Propindo Rp5,03 triliun (2022-2025), PT Taekwang Indonesia Rp42,8 miliar (2022-2025), dan PT Sido Agung Agro Prima Rp83 miliar (2022-2023).
Dinas Penamaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon menyebutkan, hingga triwulan III/2023, realisasi investasi di Kabupaten Cirebon menembus angka Rp2,16 triliun.
Pemerintah daerah membidik realisasi investasi sebesar Rp2,9 triliun hingga 31 Desember 2023.
“Realisasi investasi sebesar Rp2,9 triliun optimis mampu dikejar. Tahun lalu saja, realisasi hingga Rp2,8 triliun. Angka itu lampaui target yang sebesar Rp2,67 triliun,” kata Kepala DPMTSP Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono.
Dalam catatan DPMPTSP, sektor listrik, gas, dan air kembali menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi di Kabupaten Cirebon.
Sektor tersebut menjadi penyumbang investasi selama 10 tahun terakhir. Pada periode tersebut, sektor listrik, gas, dan air berkontribusi sebesar Rp917,9 miliar.
“Sektor tersebut terbukti berkontribusi besar terhadap proses investasi. Bahkan, mengalahkan industri barang kulit dan alas kaki,” kata Dede.