Bisnis.com, BANDUNG—Pasokan beras impor yang akan digunakan untuk menstabilisasi pasokan dan harga pangan di Jawa Barat sudah masuk ke gudang Bulog sebanyak 52.500 ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Moh.Arifin Soedjayana mengatakan 52.500 ton beras impor dari Vietnam dan Thailand sudah datang lewat Pelabuhan Patimban, Subang sejak November-Desember.
“Beras ini akan mengisi gudang Bulog Jabar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (29/11/2023).
Menurut catatan DKPP Jabar, beras impor sudah bongkar di Pelabuhan Patimban pada November sebanyak 4.800 ton. Kemudian berturut-turut, 8.000 ton, 3.600 ton, 6.200 ton yang diangkut oleh tiga kapal akan bongkar hingga Jumat 1 Desember mendatang.
“Rencananya 15.000 ton yang diangkut 2 kapal akan sandar dan selesai bongkar di minggu ke-2 dan ke-4 Desember 2023,” katanya.
Arifin mengatakan angka beras impor sebanyak ini penting guna menjaga stok pangan di Jawa Barat mengingat kebutuhan provinsi ini setiap bulan cukup besar, terutama memenuhi tiga program yang tengah berlangsung.
Baca Juga
Pertama, untuk program Bantuan Pangan dibutuhkan sebanyak 43.000 ton, kemudian beras program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) setiap bulan membutuhkan 5.000 ton, dan terakhir Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar ada 2.000 ton.
“Total 50.000 ton, jadi stok harus aman di angka itu,” ujarnya.
Arifin sendiri mengaku sudah memantau langsung proses bongkar beras impor di Pelabuhan Patimban, awal pekan ini bersama Kakanwil Bulog Divre Jabar.
“Diharapkan dengan kedatangan beras ini bisa menekan laju inflasi di Jawa Barat melalui depresiasi harga beras di pasaran,” pungkasnya.