Bisnis.com, BANDUNG—Salah satu kunci sukses program One Pesantren One Product (OPOP) adalah optimalnya tenaga pendamping menjembatani komunikasi pesantren peserta program dengan stakeholder.
Kepala UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirusaha (UPTD P3W) Jawa Barat Ravi Wisesha mengatakan sejak awal OPOP memberikan fasilitasi dari hulu ke hilir berupa hadiah penguatan modal usaha, pelatihan dan magang, akses promosi produk dan usaha.
“Hingga pendampingan bisnis oleh tenaga pendamping OPOP yang ditempatkan per wilayah se-Jabar,” katanya kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Ravi menegaskan program ini bisa lepas dari dinamika karena peran tenaga pendamping OPOP ini menjadi wakil Dinas untuk membantu mensosialisasikan penyelenggaraan program OPOP kepada peserta pesantren dampingannya.
“Khususnya apabila terdapat pertanyaan-pertanyaan, kritikan dan masukan terhadap penyelenggaraan program OPOP. Satu pendamping bisa membawahi 10-20 pesantren,” ujarnya mewakili Kepala Dinas KUK Jabar Kusmana Hartadji.
Para pendamping ini menurut Ravi merupakan tenaga-tenaga yang lolos dari seleksi ketat, memiliki kemampuan komunikasi dan pengetahuan yang baik terkait kewirausahaan.
“Mereka juga jemput bola kepada para pesantren lulusan OPOP untuk melihat sejauhmana usaha atau bisnisnya tetap berjalan,” tuturnya.
Program ini makin nyaman berjalan ditopang langkah Diskuk Jabar yang juga mengaktifkan kanal media sosial dan help desk OPOP melalui website/whatsapp.
“Sehingga peserta/masyarakat dapat berinteraksi langsung terkait apapun OPOP,” katanya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.