Bisnis.com, GARUT - Kabupaten Garut menyimpan banyak masjid unik, salah satunya Masjid Asyuro di Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan.
Keberadaan masjid tersebut konon memiliki peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam di Swiss van Java atau Kabupaten Garut.
Pantauan Bisnis.com, masjid tersebut berada di tengah komplek pesantren dan permukiman warga. Banyak yang mengira, bangunan tersebut bukanlah sebuah rumah ibadah umat muslim.
Tampak dari jauh Masjid Asyuro berdiri dengan gaya art deco atau model bangunan era kolonial Belanda dengan dominasi cat berwarna putih.
Ketua DKM Asyuro Dadang menyebutkan masjid itu berdiri di atas tanah yang diwakafkan oleh Kiai Haji Abdul Kudus dan Kiai Haji Yusuf Tauziri.
Pembangunan, kata Dadang, dimulai pada 1933 dan diarsiteki langsung oleh aktivis Syarikat Islam (SI) yaitu Abi Kusno Cokrosuryo itu dimulai dan selesai dibangun pada 1936.
"Dibangun gotong royong. Sebagian percaya kalau masjid ini dibangun agar menarik perhatian masyarakat lain masuk Islam," kata Dadang, Rabu (5/4/2023).
Meskipun sudah hampir 100 tahun berdiri, kondisi Masjid Asyuro tidak mengalami banyak perubahan bentuk. Hal ini agar tidak menghilangkan ciri khas asli bangunan tersebut.
"Renovasi terakhir tahun 80an di bagian atap," kata Dadang.
Banyak warga mengira, masjid yang berada di Kampung Cirapi ini adalah sebuah rumah ibadah untuk umat nasrani.
Warga Garut, Solihin mengatakan saat berkunjung ke kampung tersebut ia mengira bangunan tersebut adalah gereja. Namun, dari tampak adalah masjid.
"Ternyata iya, di dalam ada orang yang salat terus mengaji. Benar-benar ini masjid," ucap Solihin.
Konten ini merupakan bagian dari Safari Ramadan yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, dan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat, Bank BJB, BUMD PT Migas Utama Jabar (MUJ), dan JNE.