Bisnis.com, PURWAKARTA - PT East West Seed Indonesia (EWINDO), perusahaan benih sayuran di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berkomitmen untuk mendukung program ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.
Managing Director EWINDO, Glenn Pardede, mengatakan salah satu wujud komitmen tersebut dengan menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kerja sama itu terkait riset dan pengembangan untuk mendapatkan varietas benih unggul, dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
"Untuk kerjasama yang terjalin dengan dua lembaga tersebut, terkait penyelamatan plasma nuftah maupun pengendalian hama dan pengembalian kesuburan tanah memalui pemanfaatan mikroba sebagai agen hayati," ujar Glenn dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).
Glenn menjelaskan, perusahaannya telah hadir di Indonesia sejak 33 tahun yang lalu. Sudah lebih dari 150 varietas benih unggulan yang telah diproduksi.
Sejauh ini, lanjut dia, perusahaannya telah berkomitmen bagaimana benih sayur yang diproduksi perusahaanya itu bisa terus menjadi sahabat petani di nusantara.
"Sampai saat ini, yang terus kami pikirkan adalah bagaimana kami bisa memberikan yang terbaik bagi petani. Karena, value yang penting buat perusahaan itu, bagaimana EWINDO menjadi sahabat petani," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Glenn, sebagai produsen benih sayur unggul dan berkualitas, pihaknya tidak hanya ingin mencari keuntungan dari penjualan benih tersebut. Tetapi, ada fokus besar lainnya yaitu bagaimana caranya mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan.
Mengingat, saat ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh petani di lapangan. Tantangan ini, tentu saja bisa menjadi faktor utama yang menyebabkan menurunnya produktivitas.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi petani adalah perubahan iklim. Dengan perubahan iklim ini, menjadi permasalahan sendiri. Pasalnya, dengan kondisi cuaca yang tak menentu bisa mendatangkan hama penyakit yang menyerang sayuran yang ditanam oleh petani.
Selain itu, mengenai kesuburan tanah. Hal ini, harus menjadi fokus perhatian juga. Sebagus apapun benih dan pupuknya, jika tidak didukung oleh kesuburan tanah maka hasilnya tidak akan maksimal.
Dia memaparkan kerja sama dengan UGM fokus pada perlindungan plasma nutfah asli Indonesia. Pihaknya, sudah menyerahkan sejumlah varietas sayur ke pihak UGM supaya ada perlindungan untuk plasma nutfah tersebut.
"Karena, UGM memiliki Bank Genetik (Genebank) sayuran pertama di Indonesia. Adapun benih Sayur yang sudah diserahkan ke UGM, di antaranya kacang panjang, terong dan lainnya," ujarnya.
Dia menambahkan kerjasama dengan BRIN itu difokuskan pada pengembangan agen hayati mikroba atau pemanfaatan mikroba sebagai bahan utama pupuk hayati yang menjadi kebutuhan petani.
"Kami ingin petani-petani Indonesia ini ilmu dan wawasannya lebih meningkat lagi. Mereka bisa memanfaatkan ilmu dari peneliti-peniliti kita untuk diterapkan. Sehingga, hasilnya bisa menunjang pada meningkatnya produktivitas," ujar Glenn.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan, kerja sama sudah berlangsung sejak 2016.
"Kerja sama ini diharapkan bisa melahirkan ketahanan pangan dan swasembada pangan kedepannya. Ini kerja sama yang positif antara lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan perusahaan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Ahmad Fathoni, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah EWINDO yang mau menggandeng para peneliti di BRIN.
"Kami siap membantu untuk keberlangsungan sektor pertanian di Indonesia," kata dia.
Menurut dia, sebenarnya sangat banyak yang bisa dikerjasamakan dengan BRIN. Salah satunya, soal mikroba menjadi pupuk hayati. Supaya, lahan-lahan pertanian di Indonesia kembali subur dengan pemanfaatan hasil riset mikroba yang lebih luasnya adalah pupuk hayati.