Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai PHK di Purwakarta, Awal Tahun Ini 334 Karyawan Dirumahkan

Dari laporan secara tertulis yang diterima, di awal tahun ini ada tiga perusahaan di Purwakarta yang terpaksa merumahkan karyawannya.
Ilustrasi. Industri benang/Bisnis
Ilustrasi. Industri benang/Bisnis

Bisnis.com, PURWAKARTA - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta kembali mendapat kabar menyedihkan di awal 2023 ini. Pasalnya, ada beberapa perusahaan di wilayah ini yang kembali melaporkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta Didi Garnadi menjelaskan dari laporan secara tertulis yang diterima pihaknya, di awal tahun ini ada tiga perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya.

Adapun perusahannya masing-masing, PT South Pacific Viscose, PT YT Tec Indonesia dan PT Karya Yasantara Cakti.

"Dari catatan di kita, di awal tahun ini ada 334 karyawan yang terkena PHK. Jumlah tersebut akumulasi PHK di tiga perusahaan tersebut," ujar Didi kepada Bisnis.com, Kamis (19/1/2023).

Adapun rincian karyawan yang dilaporkan terdampak PHK di awal tahun ini, kata Didi, yakni sebanyak 113 orang di PT South Pacific Viscose, 160 orang dari PT YT Tec Indonesia, serta 48 orang dari PT Karya Yasantara Cakti.

"Untuk yang PT Karya Yasantara Cakti, dari laporan terakhir ke kita, saat ini menuju proses penutupan perusahaan. Kalau dari dua perusahaan lainnya, PHK itu dilakukan karena efisiensi," jelas dia.

Didi menjelaskan, di sepanjang 2022 pun ada beberapa perusahaan yang melakukan PHK untuk efisiensi. Di antaranya, PT Indachi Prima dengan jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak 67 orang, serta PT Eins Trend dengan jumlah yang di PHK-nya mencapai 2.400 orang.

"Jadi, yang melakukan efisiensi ini perusahaannya masih ada, cuma pengurangan karyawan saja," kata dia.

Terkait perusahaan yang gulung tikar, kata dia, sampai saat ini masih belum ada penambahan. Yakni, masih berjumlah empat perusahaan. Adapun perusahannya, masing-masing, PT NSS Indonesia, PT HS Apparel, PT Starpia dan PT Sripri Wiring Systems.

"Untuk empat perusahaan yang tutup ini, bergerak di sektor padat karya. Kalau yang pengurangan karyawan, itu ada di antaranya produsen serat rayon," jelas dia.

Didi menuturkan, dari laporan yang diterima jajarannya ada beberapa faktor penyebab terjadinya PHK ini. Di antaranya, karena perusahaan yang menjadi tempat mereka bekerja itu merugi gara-gara sepi ada order, sehingga terpaksa harus tutup.

"Penyebab utama tutupnya ke empat pabrik ini, karena sepi order ya. Ada juga karena alasan efisiensi, dan juga indisipliner karyawan," tambah dia. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper