Bisnis.com, BANDUNG - Bank Indonesia Jawa Barat memperluas digitalisasi pasar tradisional melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pasar Cisalak Kota Depok, sebagai salah satu upaya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Digitalisasi Pasar Cisalak ini juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan West Java Digital Economic Festival (WJDEF) 2022 serta menjadi salah satu langkah strategis Bank Indonesia Jawa Barat dalam mengimplementasikan digitalisasi secara end-to-end di pasar rakyat guna mendukung ketahanan pangan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengatakan gerakan yang menjadi dukungan terhadap GNPIP ini sudah dilakukan juga bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni melalui urban farming gerakan tanam cabai hingga memperluas implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta menginisiasi Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (Pangsi).
Selain kolaborasi dalam mewujudkan transaksi digital di tingkat pasar, BI Jabar juga mengimplementasikan beberapa program di antaranya dukungan screen house yang terintegrasi dengan teknologi IoT smart farming termasuk paket bibit cabai bersinergi dengan Perguruan Tinggi, hingga dukungan papan monitor harga pangan strategis dan cooler box bagi pedagang pasar di Kota Depok.
"Digitalisasi Pasar di Pasar Cisalak Kota Depok merupakan terobosan yang sangat baik dalam mendukung ketahanan pangan di Kota Depok seiring dengan karakteristik Kota Depok yang merupakan wilayah konsumen," kata Herawanto, Rabu (24/8/2022)
Melalui program Digitalisasi Pasar di Pasar Cisalak tersebut, kata Herawanto, maka akan semakin mengefisienkan proses bisnis pemasaran produk pangan sehingga mempermudah serta memperlancar distribusi pasokan pangan ke konsumen akhir guna mendukung ketahanan pangan.
Herawanto berharap, melalui dorongan terciptanya ekosistem transaksi digital serta dorongan optimalisasi urban farming tersebut Kota Depok bisa mencapai ketahanan pangan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Depok Supian Suri menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Depok melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Depok secara konsisten mendukung seluruh upaya digitalisasi, termasuk program Digitalisasi Pasar terutama dalam rangka mendukung GNPIP di Kota Depok.
Di Pasar Cisalak, saat ini telah terdapat 500 pedagang yang telah menggunakan kanal pembayaran QRIS, yang juga turut melengkapi terobosan pembayaran retribusi Pasar Cisalak yang telah menerapkan sistem e-retribusi serta mengalokasikan agent banking di lingkungan pasar.
"Dari sisi konsumen, Digitalisasi Pasar akan semakin mempermudah transaksi konsumen sehingga dapat meningkatkan volume transaksi, sedangkan dari sisi pemerintah, penerapan sistem e-retribusi di Pasar Cisalak akan semakin memperkuat tata kelola sehingga mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok," ungkap dia.