Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Goreng di Cirebon Melonjak, Warga Kurangi Jatah Pembelian

Harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan, di Kabupaten Cirebon kembali mengalami lonjakan signifikan pada Kamis (14/11/2024).
Pengunjung memilih minyak goreng kemasan di salah satu pusat perbelanjaan. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pengunjung memilih minyak goreng kemasan di salah satu pusat perbelanjaan. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, CIREBON — Harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan, di Kabupaten Cirebon kembali mengalami lonjakan signifikan pada Kamis (14/11/2024). 

Kenaikan harga ini memicu keluhan dari masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil seperti pedagang pasar tradisional dan pelaku usaha kuliner.

Berdasarkan pantauan Bisnis di Pasar Pasalaran, Kabupaten Cirebon, harga minyak goreng curah yang sebelumnya dijual Rp18.000 per liter kini melambung hingga Rp20.250 per liter. 

Sementara itu, minyak goreng kemasan yang sebelumnya seharga Rp18.500 kini berada di kisaran Rp20.000 hingga Rp22.000 per liter.

Lonjakan harga ini dinilai cukup memberatkan, terutama bagi masyarakat dengan penghasilan terbatas. 

"Saya biasanya beli minyak goreng curah untuk produksi makanan ringan, tetapi sekarang harganya naik, jadi modal kami bertambah. Belum tentu harga jual bisa dinaikkan karena pembeli juga banyak yang mengeluh,” kata Siti, seorang pedagang makanan ringan di Pasar Pasalaran Kabupaten Cirebon, Kamis (14/11/2024).

Kenaikan harga minyak goreng berdampak langsung pada pelaku usaha kecil yang menggantungkan hidupnya pada bahan baku ini. 

Para penjual gorengan, warung makan, hingga usaha kue rumahan mengaku bingung untuk menyiasati kenaikan ini agar tetap memperoleh keuntungan.

Wawan, seorang penjual gorengan di kawasan Pasar Pasalaran, mengaku sudah merasakan dampaknya sejak dua pekan terakhir.

"Biasanya saya beli 5 liter minyak goreng kemasan seharga Rp92.500, sekarang harus keluar Rp110.000. Kepaksa mengurangi jumlah produksi gorengan, tapi pembeli malah mengira harga saya mahal. Kalau seperti ini terus, saya takut tidak bisa melanjutkan usaha," katanya.

Menurut informasi dari beberapa pedagang, kenaikan harga minyak goreng ini diduga terkait dengan pasokan bahan baku kelapa sawit yang terganggu.

Selain itu, biaya distribusi yang meningkat akibat naiknya harga bahan bakar juga menjadi faktor yang turut memengaruhi harga minyak goreng di pasaran.

"Kami dapat informasi dari distributor kalau stok minyak goreng agak menipis, ditambah ongkos transportasi juga naik. Jadi, mau tidak mau harga minyak ikut melonjak," kata Ahmad, salah satu pedagang grosir di Pasar Pasalaran.

Masyarakat Kabupaten Cirebon berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk menstabilkan harga minyak goreng.

Mereka juga meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi dan penetapan harga minyak goreng, agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan secara berlebihan di tengah kesulitan masyarakat.

"Saya hanya ingin harga kembali normal. Kalau minyak goreng mahal terus, bukan hanya kami yang rugi. Jangan seperti tahun kemarin, susah dapat minyak," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper