Bisnis.com, BANDUNG — Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat mengakselerasi literasi ekonomi syariah dengan menggandeng para khatib salat Jumat. Para khatib nantinya akan menyisipkan informasi dan edukasi terkait ekonomi syariah.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesua Jawa Barat Muslimin Anwar mengatakan upaya ini merupakan bentuk percepatan peningkatan kesadaran masyarakat tentang potensi ekonomi syariah.
“Bank Indonesia melihat bahwa literasi, baik itu literasi keuangan maupun inklusi keuangan itu masih cukup rendah. Dan itu perlu diakselerasi,” ungkap Muslimin usai gelaran Gaung Syariah (Gerakan Khatib Unggul untuk Ekonomi Syariah), Kamis (21/11/2024).
Ia menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia, literasi ekonomi syariah pada 2022 ada di kisaran 23,3%. Dan meningkat lambat menjadi 28,01% pada 2023.
Untuk itu, menurutnya perlu adanya peningkatan literasi mengenai ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Terlebih, proyeksi laju pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun mendatang bisa mencapai 8%.
Baca Juga
“Salah satu metode yang kami lihat sangat kredibel, applicable, implementatif afalah training of trainer para khatib ini,” jelasnya.
Selain itu, potensi ekonomi syariah menurutnya sangat besar. Mulai dari industri makanan minuman halal dengan sertifikasi halal, dan dengan kualitas yang ditingkatkan.
“Tidak hanya untuk di dalam negeri, tapi juga kalau bisa di ekspor,” ungkapnya.
Kemudian mode fashion, itu juga perlu ditingkatkan, fashion yang bisa memenuhi selera, baik untuk domestik maupun untuk di ekspor seperti di Timur Tengah.
“Demikian juga untuk Mamin itu terkait dengan tenak ya, karena kami melihat bahwa eksportir terbesar unggas ke Timur Tengah itu adalah Brazil. Eksportir daging sapi ke Timur Tengah itu adalah Australia. Kemudian negara-negara seperti Korea dan Jepang, mereka berlomba-lomba menjadi pusat destinasi wisata ramah muslim,” jelasnya.
Ia menilai, Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Serta bisa mengambil bagian dalam industri pariwisata global.
“Di antara 8,2 miliar penduduk dunia. Itu sangatlah potensial untuk kita ajak ke Indonesia. Kalau peran wisata ini bisa bagus, tentunya ada multiplier effect dan itu ada UMKM pendukungnya jadi bisa hidup juga. Kemudian juga sektor-sektor akmamin, akomodasi, hotel, baik yang besar maupun kecil, makan minumnya ya terkait dengan horeka, hotel, retail dan juga catering juga akan hidup,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan dalam sesi TOT ini dijabarkan seluruh aspek-aspek dari ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, mulai dari industri halal yang mencakup makanan dan minuman, fesyen, obat-obatan halal, kosmetika halal, kemudian juga pariwisata ramah muslim,“ jelasnya.
Selain itu, ada juga aspek keuangan sosial syariah yaitu yang zakat, infak, sodokoh, wakaf, dan dana sosial keagaman lainnya.
Kemudian juga aspek keuangan syariah tidak hanya bank, tapi ada pasar modal syariah, industri keuangan non-bank syariah, dan kemudian juga aspek-aspek lainnya.
“Misalnya tadi terkaitan dengan literasi, pentingnya literasi bagaimana pendidikan. Jadi semuanya dijabarkan secara lengkap,” jelasnya.