Bisnis.com, GARUT - 10 Hari pascabanjir melanda Kabupaten Garut, warga Desa Kecamatan Mulyajaya, Kecamatan Banjirwangi, mengaku masih terhambat melakukan aktivitas sehari-hari.
Kepala Desa Mulyajaya Wawan mengatakan salah satu jembatan di desa tersebut putus akibat diterjang banjir bandang. Sehingga, warga akses dari Desa Mulyajaya menuju Desa Wangunjaya sampai saat ini terganggu.
"Bukan terganggu lagi, ini kan jalan desa paling vital paling banyak penggunanya, baik ke pasar maupun ke luar kota," kata Wawan di Kabupaten Garut, Senin (25/7/2022).
Wawan mengatakan, banjir bandang yang melanda Desa Mulyajaya berdampak kepada 850 kepala keluarga atau 3.500 jiwa.
Pihaknya berharap, ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Garut atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Minimalnya, jembatan dibangun karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.
Banjir bandang Garut terjadi saat hujan deras mengguyur sejak Jumat (15/7/2022) malam pukul 20.00 WIB hingga Sabtu (16/7/2022) pagi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat terus bertambah.
Hingga Rabu siang (20/7/2022), jumlah warga di Kabupaten Garut yang terdampak sebanyak 19.546 atau 6.314 kepala keluarga (KK). Sebelumnya hanya 18.873 jiwa.
Selain banjir bandang, bencana longsor pun melanda Kabupaten Garut. Kejadian tersebut pun terjadi di 14 kecamatan.
Belasan kecamatan tersebut yaitu, Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi, dan Singajaya.
Laporan dari lokasi kejadian, tercatat sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit diantaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas pendidikan rusak ringan.