Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakatnya Dinilai Konsumtif, Tapi Ekonomi Subang Lamban

Jika di suatu daerah pertumbuhan ekonominya masih mengandalkan APBD, dipastikan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut cenderung lamban.
Ilustrasi - Sejumlah kargo kendaraan siap dikirimkan melalui Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban, Subang pada Minggu (10/1/2021)./Bisnis-Rinaldi M. Azka
Ilustrasi - Sejumlah kargo kendaraan siap dikirimkan melalui Terminal Kendaraan Pelabuhan Patimban, Subang pada Minggu (10/1/2021)./Bisnis-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, SUBANG - Kabupaten Subang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat. Hal itu, terlihat dari indeks pertumbuhan ekonomi wilayah terhitung dari periode 2014 hingga 2019.

Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Subang, perekonomian wilayah ini berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) tumbuh di atas 4 persen, yakni sebesar 4,27 persen pada tahun 2019. Padahal, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Subang pada 2016 sempat tumbuh diangka 5,40 persen.

Gugyh Susandy, salah seorang ekonom yang juga merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Suta Atmadja Kabupaten Subang, menilai pertumbuhan ekonomi di wilayah ini memang cenderung lamban.

Penyebabnya, menurut Gugyh, wilayah ini masih sangat bergantung pada keuangan pemerintah daerah.

“Misalnya, mereka para pengusaha atau kontraktor juga hanya memanfaatkan proyek dari anggaran pemerintah, bukan proyek yang didapat dari pihak swasta,” ujar Gugyh kepada wartawan, Jumat (19/3/2021).

Menurut dia, ketergantungan para pengusaha terhadap APBD tersebut sedikit besarnya turut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.

Seharusnya, kata dia, pihak swasta bisa ikut mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi dengan tidak mengandalkan APBD.

“Seharusnya pengusaha swasta jangan selalu mengandalkan pasar pemerintah, yang dasarnya hanya dari APBD, tapi juga harus bisa merambah pasar swasta lagi,” jelas dia.

Dia berpendapat jika di suatu daerah pertumbuhan ekonominya masih mengandalkan APBD, dipastikan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut cenderung lamban.

Gugyh menyebut Kabupaten Subang, yang di satu sisi dari data terbaru BPS Jawa Barat menunjukkan angka daya beli masyarakat yang tinggi.

“Di level kabupaten se-Jawa Barat, Subang ini berada di peringkat ke-4 pada 2017 lalu. Lalu kenapa pertumbuhan ekonomi rendah, kemungkinan lainnya bisa disebabkan masyarakat tidak membeli produk lokal Subang,” kata dia.

Hal itu, lanjut Gugyh, turut memperlamban pertumbuhan ekonomi di Subang.

Terkait kondisi ini, ia berharap pemerintah lebih gencar mengkampanyekan supaya masyarakat bisa membeli produk lokal Subang. Sehingga, perputaran uang terjadi di wilayah ini.

“Dengan begitu, uang yang keluar dari masyarakat tidak keluar dari Subang,” tambah dia seraya menyatakan jika sebetulnya masyarakat Subang cukup konsumtif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper