Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS : Ekspor Jabar Pada April Lesu, Impor Meningkat

Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai ekspor Jawa Barat pada April 2019 mengalami penurunan 7,33% atau mencapai US$ 2,31 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Herlando menuturkan, ekspor Non Migas pada April 2019 mencapai US$ 2,29 miliar, atau turun 6,81% dibanding bulan lalu. Sedangkan ekspor Migas turun 49,31%, menjadi US$ 15,39 juta.

"Secara year-on-year ekspor Non Migas turun 7,86 persen, total ekspor juga turun 7,85%," kata Dody Senin (10/6).

Ia menuturkan ekspor Migas (y-o-y) turun 6,06% dari tahun 2018. Nilai ekspor 10 golongan barang utama April 2019 dibanding bulan sebelumnya, sebagian besar mengalami penurunan. Penurunan tertinggi pada Golongan Barang-barang Rajutan yang turun 22,17% diikuti oleh Golongan Kertas/Karton (-10,86%) dan Golongan Karet dan Barang dari Karet (-9,97%) .

Sementara itu, pangsa pasar terbesar ekspor Non Migas Jawa Barat tahun 2019 masih didominasi Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masingmasing senilai US$ 1.265,43 juta (13,16%), US$ 791,62juta (8,23%) dan US$ 758,98 juta (7,89%) dengan peranan ketiganya mencapai 35,87%.

"Secara kumulatif y-o-y, ekspor ke negara tujuan utama seluruhnya turun dengan agregat sebesar 10,60%, nilai neraca perdagangan April 2019 surplus USD 1,27 milyar, kumulatif Januari-April 2019 surplus USD 5,97 miliar," kata dia.

Kondisi berbeda ditunjukan pada kinerja impor Jawa Barat yang mengalami kenaikan hingga 17,51% dibanding Maret 2019 dengan nilai sebesar US$ 1,03 miliar.

Ia memaparkan impor Non Migas pada April 2019 sebesar US$ 0,94 miliar atau naik 13,60 dibanding Maret 2019, sementara itu nilai impor Migas naik 80,27%, dari USD 51,57 juta menjadi US$ 92,97 juta.

"Secara year-on-year, nilai impor Jawa Barat lebih rendah 14,48%. Impor Migas turun 54,80% dan impor non migas turun 6,20%," kata dia.

Impor Non Migas Jawa Barat April 2019 terbesar berasal dari Tiongkok senilai US$ 332,89 juta, Korea Selatan senilai US$ 140,48 juta, dan Jepang senilai US$ 129,45 juta. Dengan peran ketiganya mencapai 64,13% terhadap total nilai impor Non Migas.

"Secara kumulatif Januari-April [year-to-date], impor Barang Konsumsi turun 18,28%, sedangkan impor Bahan Baku/Penolong turun 11,17% demikian juga impor Barang Modal turun hingga 19,99%," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper