Bisnis.com,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membeberkan sejumlah rencana strategis pihaknya dalam menata Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dalam pertemuannya dengan State Minister of the Environment, Japan Tsukasa Akimoto di Tokyo, Senin (20/5/19) waktu setempat.
Emil-sapaan akrab Gubernur Ridwan Kamil mengatakan masalah di Citarum sangat komplek mengingat DAS tersebut melewati lebih dari tujuh kabupaten/kota. Masalah makin berat karena industri banyak berdiri di sana, termasuk perumahan. “Sehingga butuh langkah strategis,” kata Emil dalam rilis Humas Jabar, Selasa (21/5/2019).
Karena itu pihaknya berencana memindahkan industri di sekitar sungai, ke area dekat pelabuhan Patimban, Subang yang dibangun oleh JICA. “Jika industri itu berpindah ke area Patimban, maka Citarum akan kami ubah dari zona industri ke zona pemukiman dan rekreasi,” katanya.
Guna merealisasikan hal tersebut pihaknya meminta KLH Jepang membantu mengatasi bukan hanya pencemaran namun banjir rutin yang berpuluh tahun belum terselesaikan. “Mungkin ada ahli dari Jepang yang bisa membantu mengatasi banjir luar biasa,” kata Emil.
Vice Minister for Global Environment Affairs KLH Jepang Yasuo Takahashi mengatakan dalam penataan Citarum pihaknya sudah menjalin kerjasama di berbagai tingkatan mulai dari kementerian, hingga level parlemen dengan Pemerintah Indonesia.
“Kami juga mengharapkan kepemimpinan bapak gubernur untuk proyek-proyek tadi untuk memajukan setiap proyek walaupun selangkah demi selangkah. Kami juga mohon diberi kesempatan rutin untuk kerjasama lebih lanjut,” ujarnya.
Emil-sapaan akrab Gubernur Ridwan Kamil mengatakan masalah di Citarum sangat komplek mengingat DAS tersebut melewati lebih dari tujuh kabupaten/kota. Masalah makin berat karena industri banyak berdiri di sana, termasuk perumahan. “Sehingga butuh langkah strategis,” kata Emil dalam rilis Humas Jabar, Selasa (21/5/2019).
Karena itu pihaknya berencana memindahkan industri di sekitar sungai, ke area dekat pelabuhan Patimban, Subang yang dibangun oleh JICA. “Jika industri itu berpindah ke area Patimban, maka Citarum akan kami ubah dari zona industri ke zona pemukiman dan rekreasi,” katanya.
Guna merealisasikan hal tersebut pihaknya meminta KLH Jepang membantu mengatasi bukan hanya pencemaran namun banjir rutin yang berpuluh tahun belum terselesaikan. “Mungkin ada ahli dari Jepang yang bisa membantu mengatasi banjir luar biasa,” kata Emil.
Vice Minister for Global Environment Affairs KLH Jepang Yasuo Takahashi mengatakan dalam penataan Citarum pihaknya sudah menjalin kerjasama di berbagai tingkatan mulai dari kementerian, hingga level parlemen dengan Pemerintah Indonesia.
“Kami juga mengharapkan kepemimpinan bapak gubernur untuk proyek-proyek tadi untuk memajukan setiap proyek walaupun selangkah demi selangkah. Kami juga mohon diberi kesempatan rutin untuk kerjasama lebih lanjut,” ujarnya.