Bisnis.com,BANDUNG—Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghasilkan bibit dari hasil kawin silang antara sapi Pasundan dan sapi Belgian Blue Cattle dari Wallonia Region, Belgia masih terganjal urusan teknologi rekayasa genetik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Koesmayadi Padmadinata mengatakan rencana menghasilkan bibit sapi berkualitas ini sejatinya tinggal menunggu realisasi. Bahkan pihak Belgia sudah menawarkan diri untuk memberikan pelatihan kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dari Jabar untuk mempelajari terkait mengawinkan Bulgarian Blue tersebut.
Namun kata Koesmayadi, urusannya tidak mudah, mengingat sapi Belgian Blue ini merupakan hasil seleksi genetik sejak 500 tahun lalu yang artinya bukan hasil dari rekayasa genetik. Dengan bobot yang besar disandingkan sapi lainnya, untuk mengawinkan sapi lokal dengan Belgian Blue ini tidak akan cocok bilamana menggunakan teknik embrio transfer.
“Sebab, akan merusak alat reproduksi sapi betina sebagai penyimpan janin. Kalau mau dikembangkan ya dengan inseminasi buatan, karena inseminasi buatan itu fifty-fifty, supaya [genetic] bapaknya 50 persen dan ibunya 50 persen," katanya pada bisnis, Rabu (13/3).
Namun dari hasil studi, teknik inseminasi buatan ini sebaiknya tidak dilakukan kepada sapi betina dara namun kepada induk yang sudah melahirkan. Di Belgia, betina rata-rata tiga kali melahirkan dan sudah rusak, bahkan proses melahirkan pun harus Caesar. “Kalau mau mengawinkan sapi Belgian Blue ini harus dengan sapi yang memiliki alat reproduksi besar,” ujarnya.
Dia menunjuk misalnya lewat sapi perah friesian Holstein, mengingat jika menggunakan betina sapi pasundan yang memiliki bobot kecil dikhawatirkan justru akan merusak alat reproduksi tersebut. "Kalau dengan sapi pasundan yang kecil kasian bisa jebol," katanya.
Selain itu yang juga harus diperhatikan adalah ketersediaan pakan sapi Belgian Blue yang cenderung lebih mewah disandingkan dengan sapi potong lokal. Termasuk untuk kebutuhan energinya, di mana tak hanya hijauan saja yang diberikan kepada jenis sapi yang bongsor tersebut. “Maka, otomatis akan meningkatkan harga produksi. Tapi bisa mendorong dengan bobot potong, itu bisa menutupi," paparnya.
Koesmayadi mengaku tahun ini pihaknya sudah dua kali datang ke Belgia untuk terus mematangkan mendatangkan sperma sapi tersebut ke Jabar. "Tahun ini ada yang akan ke sana [Belgia] lagi, saya juga kenal dengan profesor di sana. Sekarang tinggal proses realisasi saja," ujarnya.