Bisnis.com, BANDUNG - Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Kota Bandung pada kuartal IV/2018 mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,13% (yoy). Angka ini melambat dibandingkan tiga bulan sebelumnya sebesar 4,97% (yoy). Pelambatan ini berasal dari seluruh tipe rumah, baik tipe kecil, menengah, maupun besar.
"Namun IHPR pada kuartal IV/2018 berada pada level 273,26, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 271,77. Faktor utama peningkatan IHPR didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja, serta tingginya biaya perizinan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Doni P. Joewono, Senin (11/3/2019).
Selain itu, adanya penambahan fasilitas umum dari pengembang juga mendorong kenaikan harga properti residensial. Kondisi tersebut tercermin dari kenaikan harga properti residensial pada kuartal IV/2018 yang terjadi pada tipe rumah kecil, menengah, maupun besar masing-masing 4,38% (yoy), 4,60% (yoy), dan 3,37% (yoy).
Sementara itu, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) tercatat lebih rendah dan mampu mendorong penyaluran senilai Rp126,47 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 15,68% (yoy), namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 16,13% (yoy).
"Rata-rata suku bunga untuk KPR di Jawa Barat pada kuartal IV/2018 adalah sebesar 9,64%. Dari sisi pengembang, dana internal perusahaan yang berasal dari modal disetor dan laba ditahan tetap menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial," kta dia.
Doni menambahkan, kenaikan harga properti residensial disertai dengan melambatnya pertumbuhan KPR mendorong penurunan penjualan properti residensial pada kuartal IV/2018. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.
Di sisi lain, Indeks Harga Properti Komersial (IHPK) pada kuartal IV/2018 tumbuh sebesar 0,27% (yoy), melambat dibanding periode tiga bulan sebelumnya sebesar 0,63% (yoy). Kondisi ini dipicu oleh peningkatan indeks pasokan properti komersial ditengah meningkatnya indeks permintaan properti komersial pada tiga bulan terakhir 2018.
Indeks pasokan properti komersial pada kuartal IV/2018 tumbuh 1,35% (yoy), atau tercatat sebesar 134,13, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 132,59. “Sedangkan indeks permintaan properti komersial pada triwulan IV/2018 tumbuh -0,12% (yoy), atau tercatat sebesar 157,90, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 155,97,” jelasnya.