Bisnis.com, SUKABUMI - Calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ingin mewujudkan satu pesantren satu perusahaan seiring dengan takjubnya potensi budi daya ikan lele yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Kabupaten Sukabumi, saat berkunjung ke pesantren itu, Senin (9/4).
Ridwan Kamil menyatakan, budi daya ikan lele yang dikembangkan pesantren dengan 3.000 santri ini adalah contoh yang baik dan bisa diduplikasi ke pesantren lain.
Menurut dia, apabila di Al Masturiyah yang dikembangkan adalah budi daya ikan lele, maka di pesantren lain bisa dikembangkan produk lain, misalnya, memproduksi roti, sandal, peci, keripik, dan sebagainya.
"Dengan usaha ini, kalau setahun panen 5 sampai 6 kali saja, maka dalam setahun ada pemasukan uang hingga Rp100 juta," kata pria yang biasa disapa Emil ini.
Selain itu, menurutnya hal ini juga bisa meningkatkan kemandirian. "Ini kan bisa meningkatkan kemandirian pesantren," kata Emil
Menurut KH. Abdul Azis Masthuro putra pendiri pesantren Masthuro, ikan lele itu merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk kemudian dibudidayakan secara berkelanjutan oleh pesantren. Seluruh santri dilibatkan dalam budi daya ikan tersebut.
"Dengan adanya budi daya ini, selain mengasah kemampuan santri dalam bidang budi daya ikan, juga melatih jiwa kewirausahaannya," kata KH. Abdul Azis.
Abdul Azis menjelaskan, budi daya ikan lele itu hasilnya dapat meningkatkan pemasukan bagi pesantren, seperti untuk penambahan operasional pesantren dan juga menambah modal budi daya ikan. Dari pengembangan usaha ini, pesantren bisa mandiri.
Dia berujar, setiap panen dari 24 kolam menghasilkan Rp 20 juta. Lele bisa dipanen sekitar 2 -3 bulan sekali. "Kemandirian dibutuhkan karena sebagian besar pesantren harus mampu menghidupi sendiri pesantrennya," kata dia.
Lokasi budi daya lele sendiri menurutnya berada di belakang pesantren. Budi daya dilakukan di kolam-kolam penampungan sebanyak 24 kolam. Selain di kolam belakang, tampak pula kolam-kolam ikan yang disebar di sekitar komplek pesantren.