Bisnis.com, BANDUNG - Calon Wakil Wali Kota Bandung Chairul Yaqin Hidayat atau biasa disapa Ruli menyoroti potret kemiskinan yang masih ada di Kota Bandung.
Dalam perjalanan kampanyenya, Ruli mengaku telah banyak menyelami kehidupan baru warga Kota Bandung, terutama yang hidup di tengah kondisi kemiskinan.
Ruli menerangkan jika masalah kesejahteraan sosial di Kota Bandung masih banyak yang tersembunyi. Sejumlah data yang muncul ke ranah publik pun terkadang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Janji perlindungan melalui surat keterangan tidak mampu (SKTM) juga menurutnya tidak mampu menjamin sejumlah warga dalam akses dasar, yakni layanan kesehatan.
"Banyak banget masalah. Banyak banget temuan mereka yang harusnya mendapat bantuan sosial, tapi mereka enggak terdata. Jadi ketika mereka mau membuat SKTM pun kata RW-nya 'sanes (belum) rezeki ibu'. Kumaha (gimana) maksudna sanes rezeki teh atuh? Kan semua orang harus terjamin pemerintah, lain (bukan) soal rezeki," kata Ruli, Senin (12/3).
Keluhan warga itu didapatkan dalam suatu kunjungan kampanye di wilayah Karangtineung. Ruli menceritakan, ditemukan satu keluarga yang menghadapi persoalan kesehatan cukup pelik.
Seorang ibu yang baru melahirkan tidak bisa memberi asupan ASI pada bayinya. Sementara sang Ibu dilarang memberi ASI karena mengidap hepatitis. Adapun keluarga itu tidak bisa berlindung dari jaminan layanan kesehatan karena terkendala pengurusan SKTM.
"Saya sampai mau nangis. Padahal, itu ibu punya anak, ibunya punya hepatitis B, jadi enggak bisa ngasih ASI, anaknya jadi kurang gizi. Si nenek mau bikin SKTM, tapi, ya, kata RW-nya itu, sanes (bukan) rezeki," kata Ruli.
Ruli menuturkan, uang dari kantong pribadi sebenarnya bisa diberikan kapanpun untuk pertolongan. Namun, peraturan Panwaslu tidak diperkenankan untuk melakukan itu apapun kondisinya. Dalam aturan kampanye, kandidat dilarang memberikan uang atau imbalan karena dianggap sebagai politik uang.
Namun, apabila terpilih, Ruli berjanji membenahi soal data warga miskin di Kota Bandung. Setelah data yang didapat sesuai dengan jumlah dan kondisi di lapangan, sejumlah program pengentasan masalah kesejahteraan sosial langsung dijalankan.
"Kita ingin program perhatian kepada masyarakat miskin ini tepat sasaran. Akurasi data ini penting biar nanti enggak ada laporan warga yang bener-bener butuh bantuan malah kelewat," pungkas Ruli.