Bisnis.com, BANDUNG -- Para peneliti paleontologi di University of Toronto Mississauga (UTM) menyatakan nenek moyak katak memiliki ratusan gigi yang tajam.
Dilansir Daily Mail, katak kuno tersebut juga memiliki taring besar dan ribuan struktur seperti kancing kecil yang disebut denticles di atas mulut untuk menjerat mangsanya.
Gigi katak tersebut mungkin membantu amfibi dengan mekanisme makan aneh yang terlihat pada amfibi modern. Pelat bantalan gigi katak kuno sangat ideal untuk memegang mangsanya sebelum ditelan seperti serangga atau tetrapoda.
Menurut penelitian yang dipublikasikan online di jurnal Peer J ini, banyak vertebrata, mulai dari ikan sampai sinaps awal (nenek moyang mamalia), mempunyai dentikel yang biasanya ditemukan pada tulang pelat keras (atap mulut).
Namun, dalam kelompok yang disebut temnospondyls, yang dianggap sebagai nenek moyang amfibi modern, dentikel ini juga ditemukan pada piring kecil dan tulang yang memenuhi bagian lunak langit-langit yang besar.
Seluruh atap mulut temnospondyls ditutupi oleh ribuan gigi mungil yang digunakan untuk mengambil mangsa.
Tetapi karena lempengan gigi tersebut tersuspensi di jaringan lunak, mereka sering hilang atau terpencar saat fosilisasi atau proses terbentuknya organisme menjadi fosil.
Menurut para peneliti, dentikel secara signifikan berbentuk lebih kecil daripada gigi di sekitar tepi mulut.
Dr Robert Reisz, Profesor Paleontologi di UTM mengatakan bahwa dentikel yang ditemukan adalah gigi yang sebenarnya, bukan hanya sebuah tonjolan yang ada di dalam mulut.
“Dalam memeriksa spesimen tetrapod yang berasal dari 289 juta tahun yang lalu, kami menemukan bahwa permukaan dentikel pada dasarnya mencakup semua fitur utama yang dianggap sebagai gigi, termasuk enamel dan dentin, rongga pulpa dan peridontia,” kata Riesz.