Bisnis.com, BANDUNG -- Sebuah temuan dari Arkeolog menemukan kotak makan siang pada Zaman Perunggu di Pegunungan Alpen Swiss berusia 3.500 tahun. Tim arkeolog dipimpin oleh peneliti University of York.
Benda itu ditemukan dengan bekas biji-bijian kuno. Benda sejarah ini pun nampaknya akan membantu arkeolog memetakan dan melacak perkambangan pertanian awal di Eurasia.
Dilansir Daily Mail, kotak makan siang itu ditemukan di lapisan es yang mencair pada ketinggian 8.700 kaki atau 2.650 meter di atas permukaan laut. Para ahli menggunakan analisis mikroskopis dan molekuler untuk mengidentifikasi lipid dan protein.
Kotak makan siang pada zaman perunggu ini membantu arkeolog mengetahui tentang penyebaran dan eksploitasi biji-bijian sereal.
Domestikasi tanaman seperti gandum adalah salah satu langkah budaya dan evolusi paling signifikan dari spesies manusia, kata para ahli. Namun, bukti mengenai hal itu dalam praktik kuliner awal tetap sulit dipahami sampai sekarang.
Dengan menganalisis wadah itu, mereka berusaha menemukan sisa susu yang tertinggal, mungkin dari makanan sejenis bubur yang dimakan pemburu atau penggembala. Peneliti kemudian menemukan tanda berbasis lemak untuk gandum utuh atau gandum hitam yang disebut alkylresorcinols.
Tanaman cepat terdegradasi dalam endapan arkeologi, sehingga para ilmuwan menggunakan teknik molekuler untuk mencari sisa-sisanya.
"Deposit tersebut telah dipelihara karena dibekukan dalam lapisan es sampai baru-baru ini, saat es mulai mencair," kata Dr Andre Carlo Colonese.
"Kondisi ini sangat bagus, seolah baru ditinggalkan beberapa bulan lalu. Ini tidak hanya signifikan untuk pengembangan masyarakat petani awal di Eurasia, tetapi juga untuk seluruh dunia seperti yang kita kenal sekarang," sambungnya.
Berkat masyarakat Near East yang berhasil mengubah ukuran, morfologi dan produktivitas beberapa rerumputan liar sekira 10 ribu tahun lalu, gandum telah menjadi salah satu pilar ekonomi global modern.
Proses domestikasi tanaman yang panjang dan kompleks ini memungkinkan masyarakat masa lalu untuk meningkatkan hasil tanaman dan produktivitas lahan. "Ini mempengaruhi atau menyebabkan pertumbuhan populasi manusia," ujar Andre.