WASHINGTON--Sekitar 99 tahun lalu, satu dinosaurus remaja ekor berbulunya tersangkut di resin pohon, jebakan kematian bagi makhluk-makhluk kecil.
Namun kemalangannya sekarang memberi para ilmuwan wawasan unik ke dinosaurus berbulu yang makmur selama Periode Cretaceous.
Para peneliti mengatakan pada Kamis bahwa satu bongkahan batu ambar, resin yang memfosil, yang tahun lalu ditemukan oleh ilmuwan China di satu pasar di Myitkyina, Myanmar, mengandung 1,4 inci atau 36 mm ekor dinosaurus, lengkap dengan tulang, daging, kulit dan bulu.
Dinosaurus itu sendiri panjangnya tidak lebih dari enam inci (15 cm), hampir seukuran burung gereja.
"Ini yang pertama dari jenisnya," kata ahli paleontologi Ryan McKellar dari Royal Saskatchewan Museum di Kanada, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi yang hasilnya siar di jurnal Current Biology.
"Saya terpesona."
Para ilmuwan menduga ekor itu milik dinosaurus serupa burung berkaki dua yang disebut maniraptoran, satu dari beberapa kelompok dinosaurus yang memiliki bulu.
Burung, yang pertama muncul sekitar 150 juta tahun lalu selama Periode Jurassic, berevolusi dari dinosaurus kecil berbulu.
Para peneliti menggunakan teknologi pemindai dan pengamatan mikroskopis canggih untuk mempelajari ekor itu.
"Kami melihat bulu masih ada pada ekor, dan kami melihat bagaimana mereka menempel, bentuknya dalam skala mikrometer, dan hal-hal seperti pigmen pola pada bulu," kata McKellar sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Ekor dinosaurus itu tersusun atas delapan tulang belakang, jaringan lunak, dan bulu indah yang awet dalam tiga dimensi.
McKellar mengatakan dengan ekor tersangkut dalam resin bisa menjadi "akhir permainan bagi binatang tertentu. Mereka tidak menjatuhkan ekor seperti kadal."
Anatomi ekornya memungkinkan para ilmuwan mengesampingkan bahwa itu milik satu burung karena itu panjang dan fleksibel dan kekurangan pigostil, susunan tulang belakang yang mendukung bulu ekor pada burung.
Temuan itu juga memberi secercah cahaya pada evolusi bulu. Bulu yang terjebak dalam ambar lebih primitif dibandingkan dengan bulu burung, sangat kekurangan tangkai tengah yang terlihat pada burung.
Ambar telah lama menjadi anugerah bagi para ahli paleontologi. Sejumlah makhluk ditemukan terkubur dalam ambar, termasuk serangga, kadal, amfibi, mamalia, dan burung, demikian pula tumbuhan seperti bunga.