Bisnis.com, MOSKOW - Perusahaan gas milik negara Rusia, Gazprom, akan mengurangi pasokan ke Ukraina setelah perundingan untuk menyelesaikan sengketa gagal.
Perwakilan dari Ukraina, Rusia dan Uni Eropa mengadakan pertemuan selama akhir pekan dalam upaya untuk mencegah krisis, tetapi tidak tercapai kesepakatan.
Gazprom mengatakan hari Senin bahwa total hutang Ukraina mencapai US$4,5 miliar.
Perusahaan gas milik negara sekarang hanya akan memberikan gas yang Ukraina telah bayar dimuka.
“Pada saat ini tidak ada pembayaran untuk hutang yang telah lama atau Juni,” kata juru bicara Gazprom, Sergey Kupriyanov.
“Semua grafik menunjukkan angka nol.”
Pada April, Gazprom menaikkan harga untuk Ukraina sekitar 80% menjadi US$485,50 per seribu meter kubik gas.
Sebagai perbandingan, Gazprom megenakan negara-negara Eropa rata-rata US$377,50 per seribu meter kubik pada 2013.
“Karena terjadi penolakan sepihak oleh Rusia untuk menyelesaikan konflik ini, Ukraina dan keamanan energi Uni Eropa sedang mengalami kekacauan,” kata Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk, Jumat.
Sengketa gas antara Moskow dan Kiev semakin memburuk seiring hubungan antara kedua negara telah memburuk.
Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia untuk aneksasi atas Krimea, sementara analis telah menuduh Rusia menggunakan pasokan gas alam sebagai alat politik.
Dalam beberapa pekan terakhir, kekerasan telah kembali terjadi di timur Ukraina, di antaranya pasukan pemerintah yang bentrok dengan militan pendukung Rusia.
Konsumsi gas Eropa 30% bergantung pada Rusia, dan setengah dari yang diambil melalui Ukraina.