Bahan Baku Tersendat, Perajin Sirup Jeruk Lemon di Jabar Berhenti Produksi

KUNINGAN (bisnis-jabar.com) -- Perajin sirup jeruk lemon (jeruk peras) di Jawa Barat yang terpusat di Kabupaten Kuningan berhenti produksi akibat kelangkaan bahan baku. Deffan Purnama pemilik home industri sirup jeruk lemon (merk Jeniper) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mengatakan kelangkaan bahan baku (jeruk lemon) telah terjadi akhir Agustus lalu. Home industri sirup jeruk lemon di Kabupaten Kuningan per bulan rata-rata memproduksi sekitar 88.000 botol (ukuran 140 ml), dengan kebutuhan bahan baku (jeruk lemon) sekitar 15 ton per bulan. “Kelangkaan bahan baku [jeruk lemon] selalu dialami para perajin pada saat daerah pemasok sedang dilanda kemarau,” kata Deffan ketika dihubungi, Senin (10/9). Akibat kekosongan bahan baku tambah Deffan, para pengusaha sirup jeruk lemon di Kabupaten Kuningan terpaksa merumahkan para karyawannya. “Potensi kehilangan pendapatan pastinya dialami setiap perjin, kalau biasanya dalam sebulan perajin mampu memproduksi 40.000 botol, berarti tiap perajin kehilangan keuntungan sekitar Rp30 juta, karena tidak melakukan transaksi penjualan,” ujarnya. Deffan menambahkan biasanya bahan baku jeruk lemon diperoleh dari beberapa daerah seperti Palembang, Tasik, Indramayu, dan sebagian dipasok dari Kabupaten Cirebon. Ketika dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi mengungkapkan kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia diduga menjadi faktor utama terhentinya bahan baku jeruk lemon, karena pada saat musim kemarau secara umum produksi buah-buahan akan menurun drastis. “Termasuk juga produksi jeruk lemon sebagai bahan utama produksi sirup jeruk peras [jeruk lemon], yang tentu produksinya akan menurun drastis saat kemarau panjang,” ujarnya. Ali menegaskan untuk mengatasi masalah ketersediaan bahan baku khususnya jeruk lemon akan sulit ditanggulangi kalau faktor penyebabnya adalah faktor alam (kemarau). (k3/yri)