Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon memastikan akan memberikan pelatihan kerja bagi para eks pekerja tambang dan perajin batu alam yang terdampak penutupan aktivitas penambangan di kawasan Gunung Kuda.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Cirebon Imron Rosyadi sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap nasib warga yang menggantungkan hidup di sektor tersebut.
Imron menegaskan, keselamatan dan kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama. Pekerjaan di tambang batu alam yang selama ini menjadi mata pencaharian sebagian warga di Kecamatan Dukupuntang dan sekitarnya—mengandung risiko tinggi dan tidak sebanding dengan potensi bahaya jangka panjang.
"Kami ingin nyawa lebih penting dibandingkan pendapatan dari tambang yang berbahaya. Pemerintah Kabupaten Cirebon sedang menyiapkan pelatihan keterampilan agar mereka yang terdampak bisa tetap memiliki penghasilan secara aman dan berkelanjutan,” kata Imron Rosyadi, Senin (23/6/2025).
Langkah pelatihan ini merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk mengalihkan ketergantungan warga terhadap kegiatan penambangan ilegal atau tidak ramah lingkungan.
Imron menambahkan, pelatihan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan potensi lokal. Beberapa bidang yang telah dipetakan antara lain pengelasan, pertanian organik, kerajinan tangan, hingga pengolahan makanan.
Baca Juga
"Cirebon ini luas, banyak pekerjaan yang bisa digarap. Tidak semua harus bergantung pada batu alam. Bahkan, bila memungkinkan, mereka yang sudah dilatih ini akan kami prioritaskan untuk dilibatkan dalam proyek-proyek pemerintah, seperti pembangunan jalan desa, irigasi, dan sebagainya,” ujar Imron.
Pemerintah daerah, kata Imron, akan menggandeng berbagai pihak termasuk Balai Latihan Kerja (BLK), Dinas Tenaga Kerja, hingga lembaga pelatihan swasta agar eks pekerja tambang memiliki akses pada pelatihan bersertifikasi.
Selain itu, ada juga rencana untuk memfasilitasi mereka mendapatkan peralatan kerja sebagai bentuk dukungan awal untuk wirausaha mandiri.
“Kami tidak memberikan ikan, tapi memberikan kail. Kalau warga diberi pelatihan dan alat kerja, mereka bisa bertahan bahkan mandiri. Inilah semangat yang sedang kami bangun,” ucap Imron.
Sejak aktivitas tambang batu alam di kawasan Gunung Kuda dihentikan, para pekerja kehilangan sumber penghasilan. Pemerintah daerah bersama aparat kepolisian dan instansi lingkungan hidup telah melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas penambangan yang membahayakan keselamatan maupun merusak kawasan konservasi.
Sementara itu, sebagian masyarakat masih menyimpan kekhawatiran mengenai masa depan mereka pascapenutupan tambang. Namun, Imron memastikan, pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan terus melakukan pendampingan, terutama terhadap keluarga yang kehilangan tulang punggung ekonomi.
“Kami paham keresahan masyarakat, tapi kami juga ingin menyelamatkan generasi berikutnya. Tambang itu tidak hanya membuat kerusakan ekosistem, tetapi juga berbahaya. Sudah banyak kejadian kecelakaan kerja yang fatal. Maka dari itu, penutupan ini adalah bagian dari perlindungan jangka panjang,” katanya.
Dari sisi anggaran, Imron mengungkapkan pihaknya akan memanfaatkan dana APBD dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta kementerian terkait untuk mendapatkan dukungan teknis maupun anggaran tambahan.
"Ini soal keberpihakan. Pemerintah wajib hadir ketika warganya kehilangan penghidupan. Namun, kita juga harus bergerak ke arah pembangunan yang lebih berkelanjutan. Kita ingin masyarakat tidak hanya hidup, tapi juga berkembang,” pungkasnya.