Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Angkutan Barang KA Daop 3 Cirebon Naik 35%

Volume angkutan barang melalui kereta api di wilayah Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon menunjukkan tren yang menarik sepanjang 2025.
Kereta angkutan barang mengangkut batu bara. /KAI
Kereta angkutan barang mengangkut batu bara. /KAI

Bisnis.com, CIREBON - Volume angkutan barang melalui kereta api di wilayah Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon menunjukkan tren yang menarik sepanjang 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat, terjadi peningkatan volume secara bulanan (month to month), namun secara tahunan (year on year) justru mengalami penurunan, bahkan cukup signifikan secara kumulatif.

Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus menjelaskan volume angkutan barang perkeretaapian di Daop 3 Cirebon pada April 2025 mencapai 20.310 ton. Angka ini naik 35,13% dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Maret 2025 yang mencatat volume sebesar 15.031 ton.

"Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja logistik kereta api di wilayah Cirebon pada bulan April, setelah sempat mengalami penurunan di bulan sebelumnya. Kenaikan ini bisa mencerminkan peningkatan aktivitas industri atau distribusi barang, khususnya di sektor-sektor yang menggunakan kereta api sebagai moda utama,” kata Darwis, Selasa (10/6/2025).

Lebih lanjut, Darwis mengungkapkan kontribusi Daop 3 Cirebon terhadap total volume barang yang diangkut oleh kereta api di wilayah Jawa Barat cukup dominan. 

Dari total volume angkutan barang, sebanyak 88,04% berasal dari Daop 3 Cirebon. 

“Ini mengonfirmasi kalau Daop 3 Cirebon masih menjadi jalur logistik yang sangat penting di kawasan barat Pulau Jawa, terutama untuk distribusi barang-barang hasil pertanian, semen, dan komoditas curah lainnya,” tambahnya.

Namun, di balik kabar positif dari peningkatan bulanan tersebut, data tahunan menunjukkan tren yang sebaliknya. Dibandingkan April 2024, volume barang yang diangkut di Daop 3 Cirebon justru turun sebesar 1,68%. Tahun lalu pada periode yang sama, volume tercatat 20.650 ton.

“Penurunan secara tahunan ini mungkin terlihat kecil secara persentase, tapi ini menjadi sinyal bahwa ada faktor-faktor eksternal yang perlu diperhatikan, misalnya penyesuaian rantai pasok industri, perubahan pola distribusi barang, atau bahkan efek dari kebijakan tarif dan operasional kereta api itu sendiri,” jelas Darwis.

Tidak hanya itu, jika dilihat secara kumulatif sepanjang 2025 (Januari hingga April), volume barang yang diangkut melalui Daop 3 Cirebon mengalami penurunan cukup tajam. 

Hingga April 2025, jumlah total barang yang diangkut tercatat mengalami penurunan sebesar 46,90% dibandingkan periode tahun lalu.

“Penurunan kumulatif hampir 47% tentu bukan angka yang kecil. Ini perlu mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari sisi pemerintah daerah, operator logistik, maupun pelaku usaha. Ada kemungkinan bahwa pergeseran moda transportasi dari kereta ke darat atau laut turut memengaruhi angka ini,” ujar Darwis.

Ia menambahkan, penurunan volume kumulatif tersebut bisa berdampak lebih luas terhadap perekonomian daerah. Terutama karena aktivitas distribusi dan logistik berperan penting dalam menjaga efisiensi biaya dan stabilitas harga barang di pasaran.

“Kami mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap penyebab penurunan ini. Perlu ada pendekatan kolaboratif antara PT KAI, pelaku usaha, dan pemerintah daerah untuk mencari solusi dan strategi pemulihan volume angkutan barang,” pungkas Darwis.

Analis transportasi dan logistik memperkirakan, tren naik turun ini juga dipengaruhi oleh faktor musiman dan ketidakpastian ekonomi global. 

Meskipun begitu, mereka sepakat kalau kereta api masih memiliki potensi besar dalam mendukung efisiensi distribusi barang, terutama dalam konteks pengurangan beban jalan raya dan emisi karbon.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper