Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Itu Teknologi Rumah Garam? Diterapkan Kabupaten Cirebon untuk Hadapi Kemarau Basah

Kabupaten Cirebon terapkan teknologi rumah garam untuk hadapi cuaca ekstrem saat kemarau basah.
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam

Bisnis.com, CIREBON - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon mengaku, sudah mengambil sejumlah langkah strategis agar produksi garam tetap stabil dan berkualitas.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Pengolahan dan Pengawasan DKPP Kabupaten Cirebon, Ahmad Baihaqi mengatakan, inovasi teknologi menjadi kunci utama dalam menghadapi musim kemarau basah. 

Salah satunya adalah penerapan teknologi rumah garam atau tunnel yang menggunakan atap plastik UV untuk menutupi petak kristalisasi.

“Dengan adanya rumah garam ini, proses penguapan garam terlindungi dari gangguan hujan, sehingga produksi garam bisa terus berjalan walaupun cuaca lembap. Selain itu, garam yang dihasilkan pun terjaga kualitasnya, dengan kadar natrium klorida (NaCl) tinggi dan warna yang tetap putih bersih," jelas Baihaqi saat dihubungi, Senin (26/5/2025).

Tidak hanya itu, DKPP juga mendorong penggunaan inovasi teknis lain seperti pemasangan geomembran pada dasar tambak untuk mempercepat penguapan dan penyaringan air laut sebelum dialirkan ke petak kristalisasi. 

Langkah ini terbukti membantu mempercepat pembentukan kristal garam dan meningkatkan ketahanan hasil produksi terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.

Lebih jauh, Baihaqi menegaskan pentingnya pemanfaatan data iklim sebagai panduan dalam penyusunan kalender produksi garam yang adaptif terhadap cuaca. 

“Kami berkoordinasi dengan BMKG untuk mendapatkan prakiraan hujan musiman yang akurat. Informasi ini kami sampaikan kepada para petambak agar mereka bisa menyesuaikan jadwal produksi dan panen,” ujarnya.

Selain aspek teknis, upaya penguatan kelembagaan petambak juga menjadi fokus DKPP. 

Melalui pembentukan koperasi dan kelompok petambak, DKPP memberikan pendampingan agar para petambak dapat membeli bahan produksi secara kolektif, menyimpan hasil panen dengan aman di gudang terstandar, serta memasarkan garam secara bersama-sama agar memperoleh harga jual yang lebih kompetitif.

“Dengan penguatan koperasi, petambak garam akan lebih tangguh menghadapi fluktuasi produksi dan dinamika pasar,” tambah Baihaqi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper