Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar Forum Diaspora Jabar Chapter IV bertema “Peran Kemitraan Diaspora dalam Mendukung Pembangunan Sumber Daya Manusia Jawa Barat Berwawasan Global” pada Selasa (17/12/2024).
Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Jabar Faiz Rahman menuturkan forum tersebut menjadi wadah strategis bagi Diaspora Jabar untuk mendukung percepatan pembangunan daerah melalui kolaborasi dan jejaring internasional.
“Forum ini merupakan bukti bahwa Diaspora Jabar memiliki potensi luar biasa untuk menjembatani kolaborasi pembangunan di daerah dengan berbagai peluang global, khususnya di bidang pendidikan dan IPTEK,” ucap Faiz.
Menurut Faiz, forum tersebut memiliki dua fokus utama, yakni transfer pengetahuan dan teknologi. Diaspora berbagi pengalaman, inovasi, dan wawasan di bidang pendidikan, sains, dan teknologi. Hal ini akan menciptakan peluang kolaborasi penelitian, pengembangan teknologi, dan implementasi inovasi untuk mendukung pengembangan SDM Jabar.
Faiz menambahkan, Forum Diaspora Jabar Chapter IV juga fokus memfasilitasi peluang beasiswa internasional, seperti LPDP, Chevening, Fulbright, Australia Awards, Beasiswa Taiwan, dan Beasiswa Meksiko.
“Sesi konsultasi langsung dengan penyedia beasiswa diharapkan membuka jalan bagi generasi muda Jawa Barat untuk mengembangkan potensi mereka di tingkat global,” tuturnya.
Baca Juga
Rangkaian acara forum meliputi seminar diaspora, pameran beasiswa internasional, penandatanganan Record of Discussion (RoD), dan peluncuran Platform West Java Partnership sebagai kanal digital untuk memfasilitasi kolaborasi diaspora secara berkelanjutan.
Forum Diaspora Jabar Chapter IV menghadirkan diskusi panel untuk memberikan motivasi dan tips and trick bagi warga Jabar agar mudah mendapatkan beasiswa di luar negeri.
Seperti disampaikan salah satu pembicara forum tersebut, Evi Yuliana Siregar yang merupakan Sekjen IDN Global, Meksiko. Menurutnya, ada banyak tawaran pendidikan dan beasiswa di wilayah Amerika Latin.
"Sebagai diaspora tentunya kami dapat menjadi kaki dan tangan Indonesia di luar negeri, khususnya saya di Meksiko. 14 tahun fokus pada penelitian bertema pendidikan tinggi memang ada perbedaan kualitas yang perlu diperbaiki di Indonesia. Itu dapat menjadi peran kami diaspora. Kami mengajak warga Jabar untuk tidak takut keluar negeri, saya sendiri perempuan berani mengambil beasiswa ke Meksiko," ucap Evi.
Evi menegaskan, diaspora siap berkontribusi membantu anak muda atau siapapun yang siap belajar keluar negeri agar generasi mendatang memiliki kompetensi global. Di Amerika Latin, menurut Evi, kualitas pendidikan sudah sebagus di Inggris, Australia bahkan Jepang. Namun masih belum banyak yang tahu sehingga peluang masih terbuka lebar.
"Itu salah satu bukti, pendidiknya (dosen) cukup banyak, bahkan ada peraih nobel. Soal bahasa, kan dapat dipelajari. Sekolah di sini gratis bahkan dapat uang saku untuk hidup selama pendidikan,” tuturnya.
Sementara itu, Bagus Muljadi dari University of Nottingham, Inggris menambahkan bahwa jumlah penduduk Inggris saat ini mencapai 60 juta jiwa, tidak jauh berbeda dengan Jabar yang mencapai hampir 50 juta jiwa.
"SDM kita tentu harus bisa bersaing secara global. Melalui diaspora, kami memberikan peluang untuk sekolah di luar negeri, salah satunya ke University of Nottingham. Termasuk beasiswa penelitian yang jumlahnya cukup besar," ucap Bagus.
Dana penelitian, menurut Bagus, sebagian besar banyak terserap atau dikonsumsi secara global sehingga menjadi peluang besar bagi negara lain termasuk peneliti Indonesia. Apalagi, sudah ada kerja sama konsorsium tiga universitas di Inggris dengan empat kampus negeri di Jabar untuk melakukan penelitian terkait renewable energi.