Bisnis.com, INDRAMAYU - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi padi di Kabupaten Indramayu hingga akhir 2024 hanya akan menembus angka 1,34 juta ton. Angka tersebut lebih rendah 5,58% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam catatan BPS, produksi padi di Kabupaten Indramayu pada tahun lalu mencapai 1,42 juta ton. Produksi padi di salah satu lumbung padi nasional ini mengalami penurunan 79.420 ton.
Ketua Tim Statistik Produksi BPS Jabar Marisa Intan mengatakan produksi tersebut adalah angka sementara karena masih dihitung berdasarkan angka potensi luas panen dan rata-rata produktivitas subround III periode 2018−2023.
"Hingga September 2024, produksi di Indramayu sudah mencapai 883.283 ton," kata Marisa dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11/2024).
Pemerintah Kabupaten Indramayu memastikan musim tanam pertama 2024/2025 akan dimulai pada 1 Desember 2024. Saat ini, sejumlah persiapan dilakukan untuk memaksimalkan produksi padi di kabupaten tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heriyanto mengatakan persiapan menuju musim tanam tersebut yakni, penyediaan irigasi, pupuk, alat mesin pertanian, hingga bibit berkualitas.
Baca Juga
Menurut Sugeng, Indramayu harus siap karena menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional. Sehingga, bidang pertanian harus mendapatkan perhatian serius.
"Musim tanam I ini lebih relatif aman, namun kita harus ekstra perhatian pada musim tanam II nanti agar semuanya bisa tanam dan panen," kata Sugeng.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu mengembangkan pertanian modern di lahan sekitar 10.000 hektare. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah melibat sejumlah petani milenial.
Dari 10.000 hektare lahan tersebut, seluas 3.000 hektare ada di Tukdana, 2.000 hektare di Bangodua, 2.000 di Lelea, 1.500 hektare di Widasari, dan 1.500 hektare di Cikedung.
Indramayu memiliki potensi menjadi terdepan dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Program tersebut pun menggunakan pendekatan aplikatif, modifikasi, dan efisien, dengan melibatkan petani milenial serta teknologi alsintan.