Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah kabupaten/kota dinilai harus mulai mampu memetakan potensi investasi yang ada di daerahnya. Hal tersebut dilakukan agar akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik bisa terjadi.
Ekonom asal Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan saat ini memang terjadi perlambatan realisasi ekspor di Jawa Barat yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
Sehingga, penguatan ekonomi domestik harus dilakukan sepaket dengan kebijakan yang harus mendukung dari pemerintah.
“Sekarang kita tahu, dari hasil rilis BPS, ekspor kita trilulan I itu lesu, jadi harus ada shifting orientasi industri kita,” ungkap dia.
Meski tetap terjadi pertumbuhan dari relisasi investasi di triwulan I/2024, yakni meningkat 29,29% dibanding periode yang sama pada tahun lalu, namun terjadi perubahan yang menarik baginya.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, sektor industri pengolahan dan real estate menjadi dua sektor yang dominan mencatatkan pertumbuhan realisasi investasi.
Baca Juga
Untuk industri pengolahan, terjadi petumbuhan hingga 50,05% pada tiga bulan pertama di 2024. Yanni, mencapai Rp33 triliun. Sementara itu, untuk real estate tumbuh 13,27% dengan realisasi investasi senilai Rp8,58 triliun.
“Dua sektor ini menjadi menarik untuk diamati, apa lagi sektor real estate yang masuk di posisi ke-2,” ungkap dia.
Selanjutnya, di posisi tiga dan seterusnya, ditempati oleh sektor transpotasi dan pergudangan, yakni tumbuh 12,85% dengan catatan investasi Rp8,3 triliun. Sektor informasi dan komunikasi Rp5,95 triliun yang tumbuh 12,55% dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi Rp1,96 triliun dengan pertumbuhan 3,03%.
Dalam catatan DPMPTSP Jawa Barat, realisasi investasi PMA dan PMDN pada triwulan I/2024 sebesar Rp64,6 triliun dengan peningkatan Rp14,6 triliun yang teralisasi di 27 kabupaten/kota dengan presentase peningkatan 29,29% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.