Bisnis.com, CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut mencatat kerugian masyarakat Kabupaten Garut akibat guncangan gempa bumi mencapai Rp12,6 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Garut Aah Anwar mengatakan kerugian akibat bencana tersebut akibat 464 unit rumah mengalami kerusakan. Sebanyak 335 unit rusak ringan, 14 unit rumah rusak sedang, dan lima unit lainnya rusak berat.
"Ratusan rumah rusak itu berada di 60 desa dan 4 kelurahan dari 26 wilayah kecamatan," kata Aah di Kabupaten Garut, Selasa (30/4/2024).
Berdasarkan data, guncangan gempa berdampak puluhan kecamatan yaitu, Cikajang, Cibalong, Cisurupan, Tarogong Kidul, Cibiuk, Banjarwangi, Cibatu, Karangpawitan, Bayongbong, Pangatikan, Tarogong Kaler, Pamulihan, Cihurip, Pasirwangi.
Kemudian, Pameungpeuk, Cilawu, Talegong, Sukawening, Cisompet, Sucinaraja, Garut Kota, Pakenjeng, Peundeuy, Singajaya, Cikelet, dan Wanaraja.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo mengguncang 151 kilometer barat daya Kabupaten Garut pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23.29 WIB.
Baca Juga
Gempa yang terjadi pada kedalaman 10 kilometer ini terasa tidak hanya di wilayah Garut, melainkan hingga Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya, Tangerang, Bogor, Jakarta, Kebumen, Banyumas.
Kemudian, Cilacap, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, dan Malang. Gempa tersebut tidak menimbulkan potensi terjadinya tsunami.
Bencana tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).