Bisnis.com, CIREBON - Ramadan merupakan bulan spesial yang dinanti sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain menjadi momen mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Ramadan pun menjadi cara untuk mengais keberkahan lewat usaha.
Mereka yang jeli melihat peluang ini adalah Abdul Ghofar, 47 tahun, warga Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Sudah 10 tahun Ghofar tak absen menjual takjil. Setiap Ramadan, ia menggelar lapak di salah satu bahu Jalan Fatahillah, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
Beragam jenis takjil mulai dari kolak pisang, kolak labu, bubur sumsum, kolak biji salak, hingga botok dijual setiap harinya. Makanan berbuka puasa ini hanya dijual Rp4.000 per bungkus.
"Setiap hari habis 200 bungkus kolak dan 100 bungkus botok roti. Alhamdulillah, berkah Ramadan," ujar Ghofar kepada Bisnis Indonesia, Rabu (27/3/2024).
Selain menggelar di lapak, Ghofar pun kerap memasok takjil untuk acara buka di perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon, perusahaan, maupun majelis taklim di Masjid. Promosi mulut ke mulut membuat takjilnya kerap dipesan dalam partai besar.
Setiap harinya, Ghofar mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp1,2 juta. Pendapatan itu yang membuatnya tidak mau melewatkan momen setiap Ramadan untuk menjual takjil.
Baca Juga
"Alhamdulillah, lumayan besar untuk ukuran kantong kami. Kalau dihitung-dihitung, selama bulan puasa bisa mendapatkan omzet Rp24 juta. Berjualan juga hanya dari jam setengah empat sore sampai habis. Biasanya, satu jam sebelum magrib sudah ludes," ujar Ghofar.
Bukan hanya Ghofar, momen Ramadan pun menjadi ladang keberkahan pula untuk Fatimah Azahra yang menggelar lapak di Sumber, Kabupaten Cirebon. Perempuan berusia 34 tahun ini berjualan kudapan tradisional Cirebon mulai dari sambel asem, bihun goreng, hingga rujak gamel.
Seperti ketiban pulung, Fatimah mengaku, berjualan makanan di Bulan Ramadan bisa mendapatkan omzet jauh lebih besar dibandingkan bulan biasa. Dalam momen Ramadan, pendapatan sebesar Rp1 juta bisa ia kantongi setiap harinya.
Pada bulan lainnya, pendapatan yang biasa dikantongi hanya sekira Rp750.000. Durasi berjualan pun dilakukan mulai dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB.
"Bulan puasa cuma jualan dari jam 3 sore sampai magrib. Tapi, kalau bicara hasil yang didapatkan, jelas bulan puasa. Kalau kata orang, dagangan baru sebentar habis itu bikin yang jualan full senyum," ujar Fatimah terkekeh-kekeh.
Di Kabupaten Cirebon, mulai dari simpang empat Kawasan Batik Trusmi hingga Sumber, selama Ramadan ini berdiri ratusan lapak penjual takjil. Beragam makanan manis hingga ekstra pedas, minuman manis hingga masam selalu ludes terjual.
Usaha musiman yang juga ketiban rezeki Ramadan adalah usaha kue rumahan. Peluang ini dilirik oleh Yuyun Yuanita Kasim (36), warga Perum Purnama Indah, Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Wanita beranak satu ini melirik usaha pembuatan kue yang awalnya merupakan hobi sejak masih belia. Pemasaran dari mulut ke mulut hingga mampu menjelajah pasar lebih luas lewat media sosial, membuatnya kebanjiran pesanan kue hingga 200 toples selama Ramadan ini.
Pemesanan kue kering bermerek AMK itu dilakukan dengan cara pre-order yang dilakukan satu pekan sebelum Ramadan. Pemesan pun rela menunggu untuk mendapatkan beragam kue kering mulai dari almond pastry, choco pastry, strudle, dan brownies sekat.
"Hanya model oven rumahan, selama bulan puasa ini sibuk membuat pesanan. Produksi semua dilakukan bareng dengan suami. Alhamdulillah berkah puasa," kata Yuyun.
Selain kue kering lebaran, selama Ramadan ini Yuyun pun mendapatkan banjir pesanan roti unyil. Kudapan mini diminta oleh banyak pengurus masjid di wilayah Sumber untuk menjadi menu takjil harian berbuka puasa.
Konten ini merupakan bagian dari pemberitaan program Safari Ramadan, yang disponsori oleh Bank Jabar Banten (BJB), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan JNE.