Bisnis.com, CIREBON - Produksi buah mangga di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Kemarau panjang yang terjadi pada 2023 menjadi salah satu pemicu anjloknya produksi tersebut.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi mangga di Kabupaten Cirebon pada 2023 sebanyak 43.099. Sementara pada 2022, produksi buah tersebut 43.351 ton.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebutkan, kemarau panjang yang terjadi sepanjang tahun lalu merusak produktivitas perkebunan maupun pertanian. Semua komoditas pun mengalami penurunan.
“Mengalami penurunan, cuma tidak terlalu signifikan,” kata Imron di Kabupaten Cirebon, Jumat (15/3/2024).
Imron menyebutkan, produksi mangga asal Kabupaten Cirebon sudah besar sejak lama. Salah satu jenis mangga yang paling unggul adalah gedong gincu.
Dalam upaya meningkatkan produksi buah tersebut, pemerintah daerah juga mengarahkan beberapa kecamatan di wilayah bagian timur menjadi kawasan industri agro teknologi.
Baca Juga
"Kecamatan itu Sedong, Pasaleman, Greged, Lemahaban, Pasaleman, dan Astanajapura," ujar Imron.
Selain itu, pemerintah daerah mengharapkan Kementerian Pertanian membangun pusat pembibitan mangga di Kabupaten Cirebon.
Di balik tingginya angka produksi mangga, hanya sebagian saja yang mampu menembus pasar ekspor. Selebihnya, hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal.
"Salah satu jenis mangga yang paling disukai itu jenis gedong gincu. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon akan terus mendorong produksi," kata Imron.
Beberapa tahun lalu, seorang petani menemukan mangga varietas baru yang diberi nama Roman Ayu.
Varietas tersebut memiliki ukuran lebih besar dibandingkan jenis lainnya. Hal ini menjadi semangat para petani untuk berinovasi menghasilkan mangga lebih baik.
"Saat mutunya tinggi, mangga akan mudah untuk diekspor. Selain kuantitasnya, kami juga tekankan petani mampu menghasilkan paling baik," kata Imron.