Bisnis.com, BANDUNG -- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI mencatat penghematan biaya tetap atau fixed cost lebih dari 30% pasca diketoknya perjanjian perdamaian atas penundaan kewajiban pembayaran utang atau PKPU.
Senior Vice President Corporate Secretary PT INTI Delvia Damayanti mengatakan perseroan telah melakukan berbagai strategi untuk mendukung proses rekstrukturisasi keuangan.
"Satu tahapan pun menunjukkan progress pada aspek efisiensi dan sejumlah variabel keuangan strategis," katanya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Selasa (20/2/2024).
Dia membeberkan penghematan fixed cost diperoleh atas terimplementasinya early retirement program alias pensiun dini dan program cuti berbayar (temporary paid leave).
Menurut Delvia sejumlah program strategi inisiatif itu diharapkan dapat membuat perseroan mampu memenuhi kewajiban usaha terhadap kreditor.
Sementara untuk kinerja perusahaan, dia melanjutkan, PT INTI mencapai target pendapatan sebesar 146% dari target yang ditetapkan dengan pertumbuhan sebesar 63% secara year on year (yoy).
Baca Juga
Dia menjelaskan pendapatan itu ditopang dari proyek-proyek pemerintah, di mana 27% berasal dari segmen telekomunikasi.
Salah satunya, proyek sentralisasi aplikasi surat izin mengemudi (SIM) online di seluruh Indonesia dari Kolrantas Polri.
Delvia melanjutkan restrukturisasi keuangan juga telah berdampak positif pada ekuitas dan laba bersih perseroan.
"Proses restrukturisasi keuangan ini memberikan multiefek yang signifikan, salah satunya secara buku membuat balance sheet kami menjadi lebih positif," kata dia.