Bisnis.com, BANDUNG--Tahun politik dan belum pulihnya kondisi global membuat perlambatan ekonomi masih akan terjadi di 2024.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yulistiani membenarkan jika isu perlambatan ekonomi masih akan mempengaruhi laju investasi di 2024. Namun peluang tetap ada.
"Selama ini saya melihat Jawa Barat itu kenapa kalau ekonomi melambat, itu karena disrupsi global yang kemudian ada pengaruhnya kemudian melemah," katanya di acara Beja vol 1 di Aula Timur, Gedung Sate, Bandung, Selasa (9/1/2024).
Menurutnya Jawa Barat terkena pengaruh perlambatan karena posisi ekspor dan industri terutama sektor manufaktur dan pengolahan yang menyumbang 42% kue ekonomi.
"Nah saya melihat bahwa Jawa Barat ini harus melakukan disertifikasi jenis industri yang ada di Jabar, di antaranya adalah hilirisasi yang renewable," katanya.
Peluang di sektor ini berkaitan dengan perkebunan, pertanian peternakan, perikanan, kelautan, kehutanan.
Baca Juga
"Kemudian hilirasisnya untuk hulu ke hilir itu yang renewable. Kecuali hilirisasi yang sifatnya end product. Dimana seperti EV, dimana kita ga punya raw materialnya kan, [itu] di Sulawesi, Papua atau Maluku," ujarnya.
Menurutnya peluang di hilirisasi datang dari semisal pembuatan baterai, baterai pack juga pengembangan industri kendaraan listrik. "Itu kita arahkan di Jabar. Karena environtment atau ekosistemnya sudah terbangun di kita," katanya.
Nining mengaku peluang dan ketertarikan investor pada sektor ini cukup positif terutama dari negara-negara di Timur Tengah dan Tiongkok.
"Itu mereka responsif ingin mengembangkan industri agriculture, macam-macam ya. Peternakan pertanian dan sebagainya di jabar potensinya besar sekali karena mereka melihat ada potensi krisis pangan ke depannya juga kebutuhan mereka," katanya.
Potensi hilirasi yang berkaitan dengan pangan diyakini Nining akan mendapatkan pasar dari Tiongkok, belum ketertarikan yang sama dari negara Timur Tengah.
"Karena kita ekspor kita ke Cina di antaranya berkaitan dengan pangan. Mereka sudah melihat itu termasuk di Timteng," pungkasnya.