Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon bakal menyetop distribusi air bersih di tengah musim kemarau. Padahal, kejadian krisis air bersih di kabupaten tersebut terus meluas.
Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, penyetopan distribusi tersebut berlaku mulai 31 Oktober 2023.
Tanggal tersebut, kata Juwanda, merupakan akhir masa tanggap darurat bencana kekeringan di Kabupaten Cirebon.
“Sesuai regulasi, masyarakat tidak akan lagi mendapatkan distribusi air bersih mulai akhir Oktober nanti,” kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Selasa (10/10/2023).
Juwanda menambahkan, masyarakat di Kabupaten Cirebon tidak perlu khawatir lantaran berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir November hujan bakal kembali mengguyur.
“Kalau distribusi diperlukan karena darurat, kami akan segera lakukan. Tetapi, tanda-tanda hujan di Kabupaten Cirebon sudah mulai terlihat,” katanya.
Baca Juga
Jumlah warga Kabupaten Cirebon yang kesulitan mendapatkan air bersih terus bertambah. Hal ini karena daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah ini belum diguyur hujan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Selasa (10/10/2023), jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih di kabupaten tersebut sebanyak 67.263 jiwa.
Puluhan ribu warga Kabupaten Cirebon terdampak itu berada di 21 desa dari 12 wilayah kecamatan.
Desa tersebut yakni, Desa Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar, dan (Kecamatan Karangwareng).
Desa Sibubut (Kecamatan Gegesik), Kalitengah (Kecamatan Tengah Tani), Desa Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu), Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan).
Kemudian, Desa Cupang (Kecamatan Gempol), Walahar (Kecamatan Gempol), Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sedong Lor (Kecamatan Sedong).