Bisnis.com, CIREBON- Jumlah warga Kabupaten Cirebon yang kesulitan mendapatkan air bersih terus bertambah. Hal ini karena daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah ini belum diguyur hujan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Selasa (10/10/2023), jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih di kabupaten tersebut sebanyak 67.263 jiwa.
Puluhan ribu warga Kabupaten Cirebon terdampak itu berada di 21 desa dari 12 wilayah kecamatan.
Desa tersebut yakni, Desa Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar, dan (Kecamatan Karangwareng).
Desa Sibubut (Kecamatan Gegesik), Kalitengah (Kecamatan Tengah Tani), Desa Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu), Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan).
Kemudian, Desa Cupang (Kecamatan Gempol), Walahar (Kecamatan Gempol), Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sedong Lor (Kecamatan Sedong).
Baca Juga
Subkoordinator kebencanaan ahli muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena Kabupaten Cirebon lebih kering dibandingkan daerah lainnya di pantura Jawa.
“Jumlah warga yang susah dapat air bersih terus bertambah. Bulan lalu itu 50 ribu, sekarang jadi 60 ribu lebih,”kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Selasa (10/10/2023).
Juwanda menambahkan, desa terdampak bencana kekeringan diprediksi terus meluas hingga akhir musim kemarau 2023.
Dalam upaya meminimalisir dampak bencana tersebut, pemerintah daerah rutin mendistribusikan bantuan air bersih untuk masyarakat di puluhan desa terdampak.
“Sudah lebih dari 296.000 liter sudah didistribusikan untuk warga. Satu tangki isinya 4 ribu liter, jadi kalau dikalikan 74 totalnya 296.000 liter," kata Juwanda.