Bisnis.com, BANDUNG—High level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat yang dipimpin Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin di Gedung Sate, Senin (18/9/2023) turut membahas dampak kekeringan.
Dari data paparan Sekda Jabar Setiawan Wangsaaatmadja dalam rapat tersebut tercatat BMKG memprediksi fenomena El Nino di Jawa Barat berlangsung hingga awal 2024 mendatang.
Kondisi menurunnya curah hujan ini berpotensi menyebabkan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan di Jawa Barat. Saat ini sebanyak 63 persen wilayah di Jawa Barat mulai terdampak. Sebanyak 4 daerah sudah menerapkan status siaga kekeringan.
Kekeringan lahan sudah terjadi di 18 kabupaten/kota di Jawa Barat, 121 kecamatan dan 316 desa dan kelurahan. Ada 147.717 kepala keluarga tercatat terdampak kekeringan. Kemudian sebanyak 21.243 hektare lahan pertanian berpotensi terdampak.
Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengatakan untuk mengatasi kelangkaan air bersih di 18 kabupaten/kota pihaknya sudah memberikan bantuan air bersih sebanyak 5,8 juta liter. “Itu yang sudah disalurkan BPBD,” katanya.
Menurutnya suplai air bersih sudah dilakukan pihaknya diantaranya di Indramayu, Bekasi, dan Sukabumi. “Semua sudah kami pantau dan juga pengiriman air sudah dilakukan,” katanya.
Baca Juga
Kekeringan juga menyebabkan kebakaran di 353,2 hektare lahan pertanian dan kehutanan yang ada di 16 kabupaten/kota dan 48 kecamatan. Luas lahan terbakar yang paling tinggi terdapat di Kabupaten Kuningan seluas 165,2 hektare disusul oleh Kabupaten Majalengka sebanyak 50,97 hektare.
Sementara lahan tanaman padi terdampak kekeringan di Jabar sudah mencapai 13.154 hektare, dimana wilayah paling terdampak ada di Kabupaten Indramayu 3.933 hektar lahan disusul Kabupaten Bogor 2.737 hektare dan Kabupaten Bekasi 1.765 hektare.
Salah satu solusi dari sektor ekonomi untuk mengatasi dampak kekeringan tersebut yang dilakukan oleh Pemprov Jawa Barat yakni penyediaan dan penggunaan benih/bibit tanaman tahan kering dan umur tanaman pendek (genjah) sebanyak 500 kg (Varietas inpago 12, inpari 42 dan Cakrabuana) untuk 23.066 hektare areal tanam
“Percepatan tanam padi pada daerah yang tersedia air. Budi daya padi lahan kering pada lahan sawah tadah hujan, pemanfaatan sarana prasarana pertanian (Penyediaan pompa air, sumur bor, perbaikan jitut,” papar Sekda Jabar Setiawan Wangsaaatmadja.
Selain itu ada solusi bidang sosial, infrastruktur hingga lingkungan.