Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon tidak merekomendasikan industri tekstil melakukan ekspansi ke wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon Dede Sudiono menyebutkan, rekomendasi tersebut dilontarkan lantaran wilayah Kabupaten Cirebon minim suplai air baku.
Menurut Dede, dalam aktivitasnya, industri tekstil membutuhkan air lebih banyak karena digunakan sebagai pelarut pewarna dan bahan kimia; media untuk transfer pewarna dan bahan kimia ke kain; hingga media pencuci dan pembilas.
“Ini jelas sangat membutuhkan banyak air. Sementara, suplai air baku yang ada sangat minim. Jangankan untuk industri, kebutuhan masyarakat juga belum terpenuhi,” kata Dede di Kabupaten Cirebon, Selasa (4/7/2023).
Dede menyebutkan, pemerintah masih mengharapkan investor industri lainnya bisa melirik daerahnya untuk ekspansi. Wilayah ujung timur Jawa Barat ini, masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Metropolitan Rebana.
Pemerintah daerah mengharapkan investor bisa membangun Industri padat karya.
Dikatakan Dede, industri padat karya dibutuhkan di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut dilakukan agar menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak.
"Kami sangat mengharapkan industri padat karya. Meskipun begitu, bukan dalam arti kami menyampingkan industri padat modal atau padat teknologi. Masyarakat yang bisa bekerja bisa di industri yang kami inginkan," kata Dede.
Dede mengatakan, di wilayah Kabupaten Cirebon terutama bagian timur, saat ini mulai berdiri beberapa industri yang menerapkan padat karya. Di antaranya, industri manufaktur dan pangan.
Menurut Dede, bila semua investor yang menanamkan modal membangun industri padat karya, pertumbuhan ekonomi daerah bakal tumbuh dan minat warga bekerja di luar daerah akan berkurang.
"Ekonomi Kabupaten Cirebon harus tumbuh. Tetapi, industri padat karya yang berdiri di sini harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat," kata Dede.