Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,20 persen pada Juni 2023.
Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto mengatakan, pada Mei 2023 ada beberapa barang atau jasa sebagai penyumbang inflasi di Kota Cirebon, yakni, rokok kretek filter, daging ayam ras segar, telur ayam ras segar, cabai rawit, dan martabak.
“Meskipun inflasi, angka tersebut lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,27 persen,” kata Aris di Kota Cirebon, Selasa (4/7/2023).
Pada Juni 2023, dari 11 kelompok pengeluaran, 6 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 1 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 4 kelompok tidak mengalami perubahan indeks.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen.
Kelompok pendidikan sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,03 persen.
Lalu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu, kelompok transportasi sebesar 0,34 persen.
Sementara, kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok kesehatan; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
Aris mengatakan, berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kota Cirebon merupakan daerah yang mengalami inflasi kedua tertinggi di Jawa Barat setelah Bekasi.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Aris.