Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Provinsi Jawa Tengah sepakat dalam pengembangan potensi dan peningkatan layanan publik di daerah perbatasan.
Secara garis besar sejumlah prioritas pembangunan daerah perbatasan Jabar-Jateng antara lain pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan tak kalah penting sektor pekerjaan umum.
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman mengungkap bahwa salah satu kunci kemajuan daerah perbatasan adalah konektivitas.
Keterhubungan kedua belah pihak dalam berbagai sektor pembangunan harus dapat berjalan lancar dan optimal.
Menurutnya, Pemprov Jabar sesuai dengan arahan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bertekad agar kemajuan Jawa Barat dapat dimulai dari daerah perbatasan.
"Pak Gubernur menginginkan daerah perbatasan itu menjadi daerah yang paling maju," ungkap Herman Suryatman saat menghadiri Musrenbang Daerah Perbatasan Jabar -Jateng Tahun 2025 di Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata; Kota Cirebon, Kamis (8/5/2025).
Baca Juga
Dengan kata lain daerah perbatasan sebagai gerbang masuk dan keluar Provinsi Jabar harus menjadi etalase yang merepresentasikan kemajuan.
Adapun semua kemajuan dalam pembangunan adalah demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Sesuai dengan target pembangunan yang ditetapkan, Pemdaprov Jabar akan menyelesaikan peningkatan kualitas dan kapasitas jalan hingga tahun 2026, termasuk untuk daerah perbatasan.
Menurut Herman, konektivitas yang baik akan mempermudah arus barang maupun jasa. Sebaliknya, jika konektivitas buruk, maka aktivitas ekonomi akan terhambat.
"Ke depan di daerah perbatasan, salah satu ciri jalannya harus leucir mulus, bukan cuma jalan, kita akan bangun gapura-gapura selamat datang yang baik," tutur Herman.
"Mudah-mudahan itu jadi sugesti yang mendorong kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya, ujungnya kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Tak kalah penting, Herman mengajak Pemda Provinsi Jateng untuk bersama Jabar mmanfaatlan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Dengan lokasi strategis, tak jauh dari perbatasan Jabar-Jateng, Bandara Kertajati siap memfasilitasi berbagai aktivitas penerbangan baik barang ataupun orang.
"Eksportir Jateng jangan sungkan manfaatkan Kertajati. Kami juga ada Pelabuhan Patimban, mari kita saling memanfaatkan konektivitas yang ada," katanya.
Di sektor perdagangan, Herman juga ingin kedua belah pihak dapat saling menguntungkan, dimana dengan komoditas unggulan masing-masing bisa saling memenuhi kebutuhan dengan adil dan seimbang.
Herman juga turut menyinggung soal tenaga kerja agar angkatan kerja Jabar- Jateng mempunyai kesempatan kerja yang sama dan fair. Dengan begitu angka pengangguran baik di Jabar maupun di Jateng dapat sama-sama ditekan.
"Hubungan kerja sama ini harus seimbang dan adil. Itu hanya bisa kalau kedua belah pihak bersama bekerja keras," ucap Herman.
Hubungan tersebut harus dirasakan manfaatnya oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu SDM perlu dipersiapkan, infrastruktur diperbaiki, termasuk unsur-unsur manajemen lainnya dalam pembangunan daerah.
"Sehingga Musrenbang ini harus menjadi alat mengakselerasi pembangunan daerah, termasuk daerah perbatasan Jabar-Jateng," ujar Herman.
Senada dengan Herman, Kepala Bappeda Jabar Dedi Mulyadi menyebut bahwa daerah perbatasan di seluruh wilayah Jawa Barat harus memiliki kapasitas infrastruktur yang memadai.
"Selain itu, kualitas layanan kesehatan, pendidikan juga harus lebih baik. Jadi kalau konsep yang beliau (Gubernur Jawa Barat) sampaikan adalah bagaimana pembangunan itu mulai dari perbatasan, terlebih dahulu secara circle. Kemudian langsung menuju ke tengah," kata Dedi.
Ini didesain agar seluruh wilayah Jawa Barat bisa terselesaikan permasalahan-permasalahan pembangunannya mulai dari wilayah perbatasan.
Kepala Bappeda Jateng Harso Susilo sepakat turut meningkatkan potensi dan juga layanan publik di daerah perbatasan mulai dari urusan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya. Pihaknya pun siap bersinergi demi pembangunan yang berkemajuan.