Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

12 Warga Jabar Jadi Korban TPPPO di Myanmar

Disnakertrans Jawa Barat mencatat 12 orang warga Jabar menjadi korban tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari perusahaan Thailand. 
Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi
Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi

Bisnis.com, BANDUNG--Disnakertrans Jawa Barat mencatat 12 orang warga Jabar menjadi korban tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari perusahaan Thailand. 

Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan 12 orang warga Jabar yang jadi korban TPPO ini telah dievakuasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). 

"Alhamdulillah kita sudah mendapatkan informasi dari KBRI dan Kemenlu, bahkan di tanggal 5 - 6 (Mei) kemarin itu KBRI sudah berhasil membawa 20 orang ini ke Bangkok dan sekarang sudah ada di Bangkok," katanya di Bandung, Senin (8/5/2023).

Disnakertrans Jabar sendiri kini masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat untuk perkembangan selanjutnya termasuk rencana penjemputan.

"Paling banyak di Jabar ada 12 (orang). Tapi kita masih menunggu apa yang harus kita lakukan. Tapi, kita sudah siap dan kita juga akan siapkan untuk penjemputan," ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, 12 orang ini menjadi korban TPPO karena tergiur lowongan kerja online dengan iming-iming gaji yang tinggi oleh perusahaan di Thailand. Namun, mereka malah diberangkatkan ke Myanmar.

"Jadi iming-imingnya adalah bukan kerja di Myanmar tapi di Thailand. Terus dipekerjakan menjadi pekerjaan scaming untuk penipuan online,"

"Memang yang diiming-imingkannya itu 1.500 dolar atau sekitar Rp20 jutaan per bulan dengan berbagai fasilitas seperti pesawat dan lain sebagainya. Tapi, setelah disana katanya mereka hanya dikasih Rp8 juta, dan itu pun tanpa apapun," jelasnya. 

Dengan peristiwa ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa lebih teliti dalam mencari atau menerima lowongan pekerjaan secara online. Masyarakat diminta mengecek latar belakang perusahaan dan tidak tergiur dengan ganji yang fantastis. 

"Itu sudah pasti harus dicurigai atau diwaspadai. Nah kalau sudah begitu, silahkan kontak kami Disnakertrans baik provinsi maupun kabupaten kota, atau menggunakan aplikasi baik di website maupun lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper