Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sidak Keamanan Pangan, Indag Jabar Tindak Temuan di Pasar Tradisional dan Ritel

Noneng menyebutkan dari pemeriksaan dan pengambilan sampel di dua lokasi, tim mendapatkan temuan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat masih menemukan adanya sejumlah pelanggaran terkait keamanan pangan saat menggelar inspeksi ke pasar tradisional dan ritel modern serta toko parsel di Kota Bandung.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat masih menemukan adanya sejumlah pelanggaran terkait keamanan pangan saat menggelar inspeksi ke pasar tradisional dan ritel modern serta toko parsel di Kota Bandung.

Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat masih menemukan adanya sejumlah pelanggaran terkait keamanan pangan saat menggelar inspeksi ke pasar tradisional dan ritel modern serta toko parsel di Kota Bandung.

Inspeksi dilakukan tim gabungan dalam rangka pengawasan dan pembinaan, perlindungan konsumen menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri 2023.

Kepala Disperindag Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan pihaknya melakukan pengawasan bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), juga Disperindag Kota Bandung.

"Ini sesuai regulasi pengawasan UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah dimana ada kewenangan pengawasan di provinsi bersama kabupaten/kota, juga terkait UU Perlindungan Konsumen," katanya usai melakukan pemeriksaan di pasar Balubur dan Papaya Fresh Market Sukasari, Kota Bandung, Rabu (5/3/2023).

Menurutnya dari pemeriksaan dan pengambilan sampel di dua lokasi, tim mendapatkan temuan. Di Pasar Balubur masih ada pedagang yang menjual produk makanan memakai zat pengawet dan pewarna pada produk kerupuk, bakso, dan mie.

"Kita langsung tarik produk agar masyarakat merasa aman. Temuan ini langsung ditindaklanjuti di lapangan oleh BPOM kamu juga meminta klarifikasi dari pengelola pasar," tuturnya.

Sementara di Papaya Fresh Market, tim menemukan pihak pengelola memajang makanan ringan atau biskuit impor yang tidak berlabel SNI. "Tadi langsung ada tindakan, produk yang dipajang langsung ditarik tidak boleh diperdagangkan," katanya.

Temuan lain tim yakni soal kurangnya sekat di tenant daging babi dengan daging yang lain di Papaya.

"Iya itu harus ada sekat, sekarang memang ada sekatnya. Ketentuannya harus dipisah dari daging lain, baik tempatnya atau petugasnya dan juga alat-alatnya," katanya.

Meski pihak Papaya sudah mendirikan sekat dan tidak mencampur peralatan serta daging, pihak Indag meminta agar ada petugas khusus yang melayani di tenant daging babi tersendiri.

Noneng mengaku praktik kekhususan penempatan daging babi ini terus diawasi oleh pihaknya di sejumlah ritel yang memperdagangkan.

"Mudah-mudahan dengan ini semua nanti jadi mengikuti aturan karena kita pengawasan hanya sampel. Dengan begini nanti diharapkan semua ikut memperbaiki, karena tidak semua ada babi nya," katanya.

Pihaknya meminta agar pedagang dan pengelola ritel untuk mematuhi aturan keamanan pangan karena pengawasan terus rutin dilakukan di tingkat kabupaten kota atau provinsi.

"Jadi kabupaten kota rutin melakukan pengawasan dan akan ditindaklanjuti, kalau gabungan hanya di hari tertentu saja seperti HBKN. Kami juga meminta masyarakat untuk terus mencermati keamanan produk sebelum membeli," pungkasnya.

Pengelola Papaya Fresh Market Sukasari Suwandi mengatakan pihaknya langsung menindaklanjuti temuan dari tim gabungan. Menurutnya ada informasi terkait regulasi baru penjualan biskuit.

"Kalau biskuit ini peraturan agak baru, tadinya masih dibolehkan untuk biskuit. Jadi regulasi baru, biar importir itu urus dulu nanti baru kita jual," katanya.

Terkait sekat rak daging babi, Suwandi menegaskan pihaknya sudah menyiapkan ruang khusus daging babi juga penanganan yang disyaratkan oleh tim gabungan.

"Nanti showcase saya pisah dikasih dinding jadi benar-benar terpisah. Tapi untuk ruang proses juga terpisah," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper