Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Jabar Gencarkan Vaksinasi Difteri

Dinas Kesehatan Jawa Barat melakukan Outbreak Response Immunization guna menanggulangi wabah difteri yang baru-baru ini kembali terjadi.
Wisnu Wage Pamungkas
Wisnu Wage Pamungkas - Bisnis.com 03 Maret 2023  |  14:53 WIB
Jabar Gencarkan Vaksinasi Difteri
Imunisasi untuk memberikan kekebalan anak terhadap penyakit difteri dan tetanus. - Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Kesehatan Jawa Barat melakukan Outbreak Response Immunization guna menanggulangi wabah difteri yang baru-baru ini kembali terjadi.

Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady mengatakan Outbreak Response Immunization (ORI) baru digelar di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut yang sudah positif terjadi wabah difteri. 

"Jadi baru kita lakukan di Kabupaten Garut, khususnya di Kecamatan Pangatikan yang sudah positif, sementara enam daerah lainnya masih dilakukan pemeriksaan sampling di laboratorium," katanya, Jumat (3/3/2023).

Ia menuturkan, sasaran ORI di Kecamatan Pangatikan lebih dari 11.000 dari golongan usia 0-11 bulan, bayi di bawah dua tahun, anak usia sekolah kelas 1, kelas 2, dan kelas 5. 

"Namun kita kemarin menghadapi kendala cuaca hujan besar, jadi target 1.800 di kecamatan itu baru 800 sasaran yang diimunisasi. Maka dalam seminggu ini kita akan kejar ORI di Kecamatan Pangatikan" ujarnya. 

Upaya imunisasi tersebut menurut Rochady, selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, juga pada kasus tertentu untuk mengisolasi penyebaran penyakit agar tidak meluas ke tempat lain. 

"Selain itu penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan karena cara penyebaran difteri ini mirip dengan Covid-19 melalui droplet, pemakaian alat makan dan alat-alat lain secara bersamaan," terangnya. 

Sejauh ini menurut Rochady, Jabar tidak menetapkan kasus difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB baru dinyatakan di Kabupatem Garut saja. 

Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan sebagian warga sekitar tidak menyadari penyakit difteri sehingga lalai dalam penanganan pertama. 

"Gejala-gejalanya demam dan sakit menelan. Kemudian kalau dilihat di pangkal tenggorokannya ada selaput putih. Nah itu harus segera ditangani karena kalau terlambat, racun dari difteri itu bisa sampai ke jantung, dan itulah yang menyebabkan kematian," paparnya. 

Untuk enam daerah lain yang terdapat suspek difteri, Dewi menjelaskan, Dinkes Jabar juga melakukan penanganan dengan memberikan Anti Difteri Serum (ADS), pelacakan kontak erat, dan pengambilan sampel dari suspek. 

Enam daerah itu adalah Cianjur, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung Barat, Kota Bogor, dan Sukabumi. 

"Sudah kita lakukan treatment di enam daerah tersebut, tinggal menunggu hasil laboratoriumnya," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

difteri pemprov jabar
Editor : Ajijah

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Download Aplikasi E-Paper sekarang dan dapatkan FREE AKSES selama 7 hari!
    QR Code e-paper Bisnis Indonesia SVG Logo Epaper2
    back to top To top