Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Kebijakan Ekonomi Sumedang pada 2023 Perkuat Pangan Lokal dan Hilirisasi

Dalam menghadapi potensi resesi global, arah kebijakan ekonomi Sumedang pada 2023 akan fokus membangun ketahanan ekonomi daerah.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir

Bisnis.com, SUMEDANG - Kinerja perekonomian global saat ini tengah menunjukkan fluktuasi akibat adanya gejolak krisis ekonomi dan ketidakpastian geopolitik yang terjadi bersamaan sehingga meningkatkan risiko resesi di berbagai negara di belahan dunia.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyatakan dinamika global tersebut memungkinkan akan berdampak terhadap stabilitas ekonomi nasional sehingga perlu berbagai upaya untuk memperkuat kinerja sektor perekonomian, salah satunya dengan cara membangun ketahanan ekonomi daerah.

"Negara luar boleh saja resesi dan ada peristiwa-peristiwa lainnya, tapi Sumedang harus punya ketahanan ekonomi daerah untuk menghadapi tantangan global," kata Dony, Kamis (29/12/2022).

Dony mengatakan, dalam menghadapi potensi resesi global, arah kebijakan ekonomi Sumedang pada 2023 akan fokus membangun ketahanan ekonomi daerah, salah satunya dengan cara memanfaatkan ketahanan pangan lokal melalui hilirasi produksi dan digitalisasi ekonomi.

Menurutnya, ketersediaan pangan yang dapat dijangkau berbagai pihak dinilai mampu ikut menjaga stabilitas ekonomi nasional sehingga potensi ketahanan pangan perlu menjadi fokus untuk ditingkatkan dengan mewujudkan pangan yang berdaulat dan mandiri.

"Perlu crosscutting dan mobilisasi modal sosial. Program kita di tahun 2023, infrastruktur dasar tetap kita prioritas. Kedua, ketahanan pangan. Ketiga, hilirisasi industri. Keempat, digitalisasi ekonomi, dan literasi digital,"ujarnya.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Yusuf Wicaksono menyampaikan tahun 2022 kondisi perekonomian global mengalami penurunan, tapi di Indonesia masih meningkat 5,4 persen, bahkan Jawa Barat pertumbuhannya lebih tinggi daripada nasional yaitu sebesar 5,74 persen.

Ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina berpengaruh terhadap tekanan rantai pasok inflasi global yang menimbulkan gejolak.

"Kinerja Indonesia masih meningkat dibandingkan triwulan dua dan tiga. Masih naik diperkirakan akhir tahun 2022 ini akan terus meningkat," tuturnya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper