Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 1,12 persen pada September 2022.
Kepala BPS Kota Cirebon Joni Kasmuri mengatakan pada September 2022, ada beberapa barang atau jasa sebagai penyumbang inflasi di Kota Cirebon, bahan bakar minyak (BBM), angkutan dalam kota, tarif kendaraan online, dan beras.
"Meskipun inflasi, angka tersebut lebih kecil dibandingkan angka persentase nasional atau provinsi," kata Joni di Kota Cirebon, Senin (3/10/2022).
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, ada empat kelompok pengeluaran di Kota Cirebon yang mengalami inflasi, satu mengalami deflasi, dan enam lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Empat pengeluaran yang mengalami inflasi yakni, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,27 persen); transportasi (13,33 persen); informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,24 persen); serta perawat pribadi dan jasa lainnya (0,29 persen).
Kemudian, kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks yakni, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Joni mengatakan, satu kelompok yang tidak mengalami deflasi yaitu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,21 persen.
Lanjut Joni, berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kota Bekasi merupakan salah daerah yang mengalami inflasi paling tinggi di Jawa Barat. Sementara, paling rendah Kota Bandung dengan angka 0,91 persen.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Joni.