Bisnis.com, BANDUNG—Target Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait Jawa Barat bisa menjadi provinsi terbaik dalam hal menggaet investasi dalam level ASEAN bersandar bukan hanya pada fakta provinsi berpenduduk hampir 50 juta jiwa ini memiliki banyak keunggulan.
Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, ada alat ukur atau indikator yang mendorong Jawa Barat bisa bersaing dengan provinsi di ASEAN yang menjadi tujuan investasi. Alat ukur ini dinamakan ICOR atau incremental capital output ratio.
Sederhananya ICOR adalah angka yang menunjukkan besarnya penambahan investasi untuk menghasilkan tambahan output. Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa efisien pembangunan ekonomi di suatu daerah.
Jika angka ICOR tinggi maka investasi atau pembangunan tidak efisien, yang salah satunya disebabkan korupsi, dan ketidak siapan prasarana dan sarana. Namun, jika rendah maka investasi yang ditanam di suatu daerah akan makin efisien atau menguntungkan.
“ICOR Jawa Barat bisa bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN bahkan dengan China,” kata Kepala DPMPTSP Jabar Noneng Komara.
Data 2019 lalu, ICOR Jawa Barat berada pada angka 5,1—Dan menembus 4 pada 2020 lalu, sementara Malaysia 5,4 dan Thailand 7,5. Pesaing Jawa Barat terdekat adalah China 5,3 dan Philipina 4,1.
Berdasarkan data DPMPTSP Provinsi Jawa Barat, pada triwulan I 2022, terdapat 91.238 permohonan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dengan dominasi status PMDN mencapai 99,9%. Adapun NIB dengan status PMA hanya sebanyak 87 proyek.
Sedangkan secara keseluruhan tahun 2022, jumlah rencana proyek di Jawa Barat mencapai 179.604 proyek dengan total renana nilai investasi mencapai Rp434 triliun.
Hal ini tentunya menunjukkan potensi realisasi investasi yang masih cukup besar mengingat investor masih tingginya rencana investasi PMDN dan PMA di Jawa Barat.
Jelajah Investasi Jabar digelar Bisnis Indonesia perwakilan Bandung terselenggara berkat dukungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, PT Migas Utama Jabar, Bank BJB, PT Jamkrida Jabar, PT IBRM, dan Pemkab Sumedang.