Bisnis.com, GARUT - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar bakal menerjunkan tim investigasi untuk menganalisa penyebab banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (15/7/2022).
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Meiki W Paendong mengatakan saat ini tim dari Walhi Jabar masih membantu melakukan penanganan kepada warga terdampak.
"Penyebab banjir bandang di Garut belum dapat kami dipastikan penyebabnya. Kami ingin mengeluarkan hasil analisa yang ilmiah, sehingga tidak menimbulkan problematika," kata Meiki saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (19/7/2022).
Menurut Meiki, banjir bandang yang terjadi bersamaan dengan tren curah hujan tinggi. Penyebab hal ini, karena beberapa waktu terakhir mengalami perubahan iklim.
Selain itu, aktivitas pembangunan di Kabupaten Garut diduga menghasilkan emisi tinggi yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim di wilayah.
"Curah hujan tinggi bukan menjadi salah satu penyebab banjir bandang. Harusnya, pemerintah mengarahkan publik supaya aware kenapa curah hujan tinggi terjadi itu dampak perubahan iklim," kata Meiki.
Banjir bandang Garut terjadi saat hujan deras mengguyur sejak Jumat (15/7/2022) malam pukul 20.00 WIB hingga Sabtu (16/7/2022) pagi.
Pemerintah Kabupaten Garut pun menetapkan status darurat bencana banjir bandang hingga 29 Juli 2022. Hal untuk mengantisipasi meluapnya Sungai Cimanuk.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebanyak 18.873 warga Kabupaten Garut, terkena dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Kejadian banjir bandang dan longsor di Garut berdampak ke 14 kecamatan.
Belasan kecamatan tersebut yaitu, Cikajang, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Cigedug, Bayongbong, Tarogong kaler, Samarang, Banyuresmi, Cibatu, Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Banjarwangi, dan Singajaya.
Laporan dari lokasi kejadian, tercatat sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit diantaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas pendidikan rusak ringan.
Selain itu, 17.077 hektare kolam ikan milik warga Kabupaten Garut rusak akibat terjangan banjir bandang luapan dari Sungai Cimanuk.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir yang terjadi menyisakan material lumpur yang menutupi akses dan rumah warga.
Warga sampai saat ini masihh bergotong royong dibantu BPBD, TNI, Polri, dinas terkait dan relawan membersihkan akses jalan serta rumah dari material lumpur.
Berbagai bantuan telah disalurkan kepada korban terdampak banjir dan longsor, diantaranya bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Jasa Marga Provinsi Jawa Barat.