Bisnis.com, BANDUNG - Dari hasil evaluasi Petani Milenial 2021 yang diperoleh Bisnis, salah satu poin evaluasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni adanya keragu-raguan offtaker bertindak sebagai avalis.
Posisi avalis penting mengingat pihak bank membutuhkan avalis dalam pemberian KUR untuk petani milenial. Offtaker sekaligus avalis yang paling banyak disorot adalah BUMD PT Agro Jabar.
Bahkan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Agro Jabar kepayahan menjamin hasil budi daya yang dikembangkan peserta.
“Kesanggupan Agro Jabar sebagai avalis hanya mampu mendanai sebanyak 20 orang pada tahun 2021,” tulis hasil evaluasi yang diperoleh Bisnis.
Catatan juga datang dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat terkait Agro Jabar. Realisasi pandapatan dari hasil produksi peserta Petani Ikan Milenial disebut rendah karena hambatan dari Agro Jabar sebagai avalis dan offtaker.
“DKP tidak bisa berbuat apa apa karena Agro yang berkuasa sebagai avalis dan penjamin,” dikutip Bisnis dari dokumen.
Sementara itu, Dinas Perkebunan Jawa Barat memilih tidak melibatkan Agro Jabar sebagai offtaker program. Pada 2021, masing-masing petani menerima pendanaan Rp50 juta, di mana pengelolaan keuangan dan training dikelola oleh offtaker.
“Belum melibatkan Agro Jabar sebagai offtaker. Avalis dan offtaker saat ini adalah petani milenial eksisting,” dikutip dari dokumen.
Sumber Bisnis yang terlibat dalam evaluasi Petani Milenial 2021 menilai Agro Jabar juga kurang transparan dalam soal pemenuhan bibit bagi para peserta program.
"Posisinya tengah dievaluasi," ujarnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.