Bisnis.com, BANDUNG - Memasuki tahun kedua penyelenggaraan, Program Petani Milenial menuntut pembenahan dari organisasi perangkat daerah pengampu program dan mitra terkait.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat Hermansyah juga merunut apa yang akan dicapai dan akan ditingkatkan untuk menjadi output dalam perjalanan program Petani Milenial 2022.
“Kami menargetkan sejumlah output program, pada 2021 lalu ada output model bisnis petani ikan milenial yang bisa dikatakan bisa dilaksanakan dengan baik,” tuturnya.
Pihaknya juga menilai berhasil membangun fasilitas seperti kolam dan peralatan dari anggaran yang sudah disiapkan, termasuk penyediaan model opex berupa bibit, listrik, pakan dan obat-obatan.
“Proses pendampingan teknis oleh Dinas Kelautan dan Perikanan juga terlaksana dengan baik,” katanya.
Namun pihaknya mengakui ada beberapa catatan yang harus dikejar pada tahapan selanjutnya seperti hasil panen yang dibeli offtaker, pendapatan hasil jual panen ikan, kemampuan pengembalian modal atau kredit para peserta dan target capaian peserta.
“Output yang sifatnya hasil panen, pendapatan, pengembalian modal dan statistik jumlah peserta masih perlu ditingkatkan,” katanya.
Menurutnya sukses tak semata-mata urusan cuan. Para peserta yang serius untuk menjadi petani bisa memahami peta jalan masa depan.
"Mereka dengan pengalaman ini menjadi poin penting bagi mereka dalam berusaha ke depan secara pemahaman atau untuk [bagaimana] mendapat kepercayaan bank," katanya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Petani Milenial Juara. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, dan Bank BJB.